Kiat Orang Tua Dampingi Anak Main Game Online Secara Sehat

BeritaNasional.com - Di tengah maraknya kasus kecanduan game/gim pada anak dan dampak negatifnya, Pakar Budaya dan Komunikasi Digital dari Universitas Indonesia Firman Kurniawan membagikan kiat bagi orang tua agar bisa mendampingi anaknya mengakses dan memainkan game online dengan sehat. Menurut Firman, orang tua perlu mendalami dan mencari tahu game yang dimainkan oleh anak.
"Pertama orang tua itu perlu tahu apa sih daya tarik yang menyebabkan gim itu dibicarakan dan sering dimainkan oleh anak karena pada kelompok anak-anak memang ada peer pressure (tekanan dari teman sebaya) sehingga mungkin agar sama (dengan teman), orang tua perlu mengizinkan, tapi, dengan catatan mendampingi dan sertai dialog, apa gunanya (permainan tersebut) dan buat kesepakatan soal lamanya bermain gim itu," kata Firman kepada Antara yang dikutip Rabu (15/10/2025).
Agar pola bermain game anak tetap terbilang sehat, Firman mengingatkan agar orang tua tidak hanya mendampingi sebatas fisik saat anak bermain di gawainya. Orang tua harus betul-betul memiliki pemahaman tepat mengenai game yang dimainkan oleh anaknya, tidak hanya dari cara bermain, tapi juga cara berkomunikasi. Dengan demikian orang tua dapat mengantisipasi dan mengukur dampak positif dan negatif dari bermain game secara daring bagi anak.
Firman juga menyarankan agar orang tua bisa menyeimbangkan kegiatan digital anak dengan kegiatan fisik di ruang nyata sehingga konsumsi konten-konten digital termasuk game tidak sampai menimbulkan kecanduan. Menurutnya, saat ini cukup banyak komunitas-komunitas yang terbuka untuk mengajak masyarakat aktif bergerak melakukan permainan di ruang nyata.
Dia mencontohkan, salah satu komunitas yang cukup terkenal bernama Kampoeng Dolanan yang berbasis di Surabaya, Jawa Timur. Komunitas itu cukup aktif mengajak anak-anak generasi muda untuk mengenal permainan tradisional di ruang nyata.
"Jadi, anaknya diajarkan interaksi langsung ini juga asik loh, main dan menggerakan tubuh itu membuat diri menjadi nyaman. Kegiatan-kegiatan ini benar-benar diciptakan daya tariknya," terang Firman.
Masalah kecanduan game online sudah menjadi salah satu tantangan di era digital, tak terkecuali pada anak. Berdasarkan survei Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) pada 2020, terdapat sekitar 71,3 persen anak usia sekolah telah memainkan gawai mereka dalam waktu yang cukup lama. Dalam survei itu juga terungkap sebanyak 55 persen di antaranya menghabiskan waktu bermain game online maupun offline lewat gawai.
Sebagai respons untuk memastikan generasi muda mendapatkan ruang yang aman saat bermain game, Pemerintah baru saja mengenalkan sistem klasifikasi gim bernama Indonesia Game Rating System (IGRS) yang berlaku secara efektif mulai 2026.
Aturan ini mewajibkan pengembang gim mencantumkan klasifikasi usia dari game yang dipublikasikannya di Indonesia sehingga bisa menjadi panduan bagi pemain untuk mengakses konten sesuai dengan usia yang ditetapkan. Sistem itu mengklasifikasi gim berdasarkan kelompok usia pemain seperti 3+, 7+, 13+, 15+, dan 18+. Para pengembang diwajibkan mencantumkan label usia sesuai dengan muatan konten gim yang ditampilkan.
Sumber: Antara
EKBIS | 2 hari yang lalu
GAYA HIDUP | 1 hari yang lalu
EKBIS | 7 jam yang lalu
PERISTIWA | 1 hari yang lalu
EKBIS | 1 hari yang lalu
PERISTIWA | 2 hari yang lalu
OLAHRAGA | 2 hari yang lalu
PERISTIWA | 23 jam yang lalu
POLITIK | 7 jam yang lalu
OLAHRAGA | 2 hari yang lalu