Pemerintah Tegaskan Tidak Ada Aktivitas Eksplorasi di Gunung Lawu

BeritaNasional.com - Pemerintah menegaskan, kawasan Gunung Lawu, yang terletak di perbatasan Jawa Timur dan Jawa Tengah, tidak termasuk dalam wilayah kerja pertambangan (WKP) panas bumi.
Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Eniya Listiani Dewi mengatakan, keputusan tersebut menjadi bukti komitmen kementeriannya dalam menjaga kelestarian nilai sejarah, budaya, dan spiritual kawasan tersebut, sekaligus memastikan pengembangan energi dilakukan dengan penuh kehati-hatian.
"Kami tegaskan Gunung Lawu tidak masuk dalam wilayah kerja pertambangan panas bumi. Tidak ada proses lelang maupun aktivitas eksplorasi di kawasan tersebut," katanya.
Menurut dia, pemerintah berpegang pada prinsip kehati-hatian dan penghormatan terhadap nilai-nilai budaya dan spiritual masyarakat di sekitar Gunung Lawu.
Rencana pengembangan panas bumi di Gunung Lawu sebenarnya pernah diajukan sejak 2018.
Namun, setelah melalui evaluasi menyeluruh, wilayah kerja tersebut resmi dihapus pada 2023.
Sebagai tindak lanjut, pada 2024, pemerintah pusat melakukan audiensi dengan Pemerintah Kabupaten Karanganyar, Jateng, dan akademisi dari Universitas Sebelas Maret (UNS).
Dari hasil diskusi itu, Kecamatan Jenawi, Karanganyar, diusulkan sebagai lokasi alternatif karena berada jauh dari kawasan cagar budaya, situs spiritual, dan wilayah yang memiliki keterikatan erat dengan Gunung Lawu.
Eniya mengatakan, kegiatan yang direncanakan di Jenawi hanya berupa survei pendahuluan dan eksplorasi (PSPE) dan bukan eksplorasi atau pengeboran langsung.
PSPE dimulai dengan survei geosains, yakni kajian ilmiah untuk memetakan potensi panas bumi sekaligus memastikan seluruh situs budaya, kawasan sakral, dan hutan konservasi tidak termasuk dalam area survei.
Kajian di Jenawi ini diharapkan menjadi dasar ilmiah bagi pemanfaatan energi panas bumi dengan potensi hingga 40 megawatt (MW) atau setara kebutuhan listrik lebih dari 40.000 rumah tangga.
"PSPE ini sifatnya baru survei pendahuluan. Pengeboran nanti akan dilakukan setelah ada hasil survei pendahuluan yang tidak menyentuh kawasan sakral maupun hutan konservasi. Semua tahapan akan dilakukan secara transparan dan partisipatif," kata Eniya.
Kementerian ESDM juga menegaskan kegiatan PSPE belum akan dilaksanakan sebelum seluruh proses audiensi, sosialisasi, dan diskusi terbuka dengan para pemangku kepentingan rampung.
Dengan mempertimbangkan seluruh aspek sosial, budaya, dan lingkungan, PSPE Jenawi dipastikan tidak akan dilakukan pada 2025.
Sumber: Antara
GAYA HIDUP | 1 hari yang lalu
GAYA HIDUP | 2 hari yang lalu
EKBIS | 1 hari yang lalu
OLAHRAGA | 1 hari yang lalu
EKBIS | 2 hari yang lalu
EKBIS | 2 hari yang lalu
GAYA HIDUP | 2 hari yang lalu
TEKNOLOGI | 1 hari yang lalu
OLAHRAGA | 1 hari yang lalu
GAYA HIDUP | 14 jam yang lalu