Relokasi Pasar Burung Barito Ricuh, PSI Kritik Pemprov DKI: Banyak Hewan Mati!

Oleh: Lydia Fransisca
Selasa, 28 Oktober 2025 | 15:37 WIB
Pedagang mengangkut barang dagangan ke truk saat pembongkaran Pasar Barito. (BeritaNasional/Elvis Sendouw)
Pedagang mengangkut barang dagangan ke truk saat pembongkaran Pasar Barito. (BeritaNasional/Elvis Sendouw)

BeritaNasional.com -  Fraksi PSI DPRD Jakarta menyayangkan relokasi yang dilakukan Pemprov DKI terhadap pedagang Pasar Burung Barito Jakarta Selatan, Senin (27/10/2025).

Anggota DPRD DKI Jakarta Fraksi PSI August Hamonangan mengatakan, relokasi itu dilakukan secara paksa dan diwarnai ketegangan antara pedagang dan petugas Satpol PP.

Bahkan, lanjut August, sejumlah pedagang melaporkan hewan dagangannya mati karena stres dan kepanasan selama proses pemindahan berlangsung.

"Saya mendapatkan kabar bahwa terjadi kekerasan, alih-alih dilakukannya pendekatan persuasif dan humanis dalam proses relokasi tersebut,” kata August dalam keterangannya, Selasa (28/10/2025).

August mengatakan relokasi tersebut dilakukan demi pembangunan Taman Bendera Pusaka di kawasan Taman Langsat. 

Namun kebijakan itu justru menghilangkan salah satu ikon penting di Jakarta Selatan.

“Dalam rangka membangun Taman Bendera Pusaka yang dibangga-banggakan itu, Pemprov DKI sejatinya telah menghapus salah satu ikon terpenting Jaksel,” terangnya. 

August menilai Pemprov DKI Jakarta kurang membuka ruang dialog dengan pedagang sebelum pelaksanaan relokasi dilakukan.

“Dalam prosesnya selama ini, Pemprov DKI juga terbukti telah berkali-kali menolak untuk berbicara dengan akal sehat menemukan titik tengah dari permasalahannya dengan para pedagang,” ucapnya. 

Ia mengaku telah menerima laporan dari sejumlah pedagang yang mengaku kehilangan hewan dagangan akibat stres dan panas berlebih saat proses relokasi.

“Saya mendapatkan laporan bahwa ada binatang-binatang yang akhirnya mati karena merasa stres dan kepanasan sepanjang prosesnya berlangsung," tegasnya. 

"Ada juga hewan yang nilainya jutaan rupiah, bahkan sebagian sudah dibeli dan tinggal diambil oleh pemilik barunya,” tandasnya. sinpo

Editor: Sri Utami Setia Ningrum
Komentar: