Hujan Deras Picu Banjir Bandang di Nduga Papua, 23 Orang Dinyatakan Hilang

Oleh: Bachtiarudin Alam
Selasa, 04 November 2025 | 15:48 WIB
Ilustrasi Banjir bandang di Papua. (BeritaNasional/dok Humas Polri)
Ilustrasi Banjir bandang di Papua. (BeritaNasional/dok Humas Polri)

BeritaNasional.com -  Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Nduga melaporkan, hingga kini tercatat 23 orang masih dinyatakan hilang akibat dampak banjir bandang dan longsor di Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan.

Berdasarkan data yang disampaikan Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, menyebut hingga saat ini upaya pencarian dan pertolongan masih terus dilakukan, Selasa (4/11/2025).

“Total korban sebanyak 23 orang, dengan rincian 15 orang di Distrik Dal dan 8 lainnya di Distrik Yuguru. Bencana tersebut tidak mengakibatkan adanya pengungsian warga,” kata Abdul dalam keterangannya.

Wilayah terdampak bencana berada di dua distrik, yakni Distrik Dal dan Distrik Yuguru. Daerah di Distrik Dal yang diterjang banjir bandang meliputi dua kampung, yakni Kampung Dal dan Kampung Silan, setelah hujan berintensitas tinggi mengguyur kawasan hulu sekitar pukul 17.00 WIT, Sabtu (1/11/2025) lalu.

“Sejumlah warga yang hilang diduga hanyut terbawa arus kuat saat menyeberangi Sungai Papan,” terangnya.

Di sisi lain, Abdul menjelaskan bahwa data yang disampaikan masih bersifat sementara dan terus dimutakhirkan. Termasuk perkembangan informasi peringatan dini di wilayah Papua, yang saat ini juga terpantau di Papua Barat Daya.

“Pada Selasa, wilayah Papua Barat Daya berpotensi mengalami hujan dengan intensitas sedang hingga lebat, yang dapat disertai petir dan angin kencang hingga pukul 13.20 waktu setempat atau WIT,” jelasnya.

“Daerah dengan potensi tersebut berada di Kabupaten Raja Ampat dan dapat meluas ke wilayah Kabupaten Sorong serta Kota Sorong. Potensi ini masih dapat berlangsung hingga pukul 14.20 WIT,” tuturnya.

Atas potensi tersebut, Abdul mengimbau pemerintah daerah dan masyarakat untuk tetap waspada serta siaga terhadap ancaman bencana hidrometeorologi basah, dengan selalu memantau informasi cuaca resmi dari pemerintah.

“Pemerintah daerah, khususnya BPBD, diharapkan dapat melakukan upaya pencegahan, mitigasi, dan kesiapsiagaan, seperti diseminasi informasi peringatan dini maupun evakuasi warga,” ujarnya.sinpo

Editor: Imantoko Kurniadi
Komentar: