Mengenal Hajjah Rahmah El Yunusiyyah, Tokoh Pendidikan Islam yang Diberikan Gelar Pahlawan Nasional 2025
BeritaNasional.com - Presiden Prabowo Subianto memberikan gelar kepada sepuluh tokoh nasional sebagai Pahlawan Nasional pada Hari Pahlawan Nasional, yang bertepatan pada Senin (10/11/2025) hari ini. Adapun, salah satunya gelar pahlawan nasional diberikan kepada Hajjah Rahmah El Yunusiyyah.
Lalu, siapakah Hajjah Rahmah El Yunusiyyah? Berikut profil lengkap dari Hajjah Rahmah El Yunusiyyah
Hajjah Rahmah El Yunusiyyah dikenal sebagai salah satu tokoh perempuan paling berpengaruh dalam sejarah pendidikan Islam di Indonesia. Beliau adalah pendiri Madrasah Diniyah Puteri Padang Panjang, lembaga pendidikan khusus perempuan pertama di Indonesia bahkan di Asia Tenggara.
Ketekunan, kecerdasannya, serta dedikasinya terhadap pendidikan menjadikan Rahmah El Yunusiyyah bukan hanya pelopor, tetapi juga simbol emansipasi dan kemajuan perempuan muslim Indonesia.
Biodata Hajjah Rahmah El Yunusiyyah
Nama Lengkap: Hajjah Rahmah El Yunusiyyah
Tempat, Tanggal Lahir: Padang Panjang, Sumatera Barat, 26 Desember 1900
Wafat: Padang Panjang, 26 Februari 1969 (usia 68 tahun)
Orang Tua: Haji Muhammad Yunus dan Rafi’ah
Saudara Kandung: Zainuddin Labay El Yunusy (pendiri Diniyah School Putra)
Agama: Islam
Pekerjaan: Ulama, pendidik, pejuang perempuan, tokoh pembaharu pendidikan Islam
Lembaga yang Didirikan: Madrasah Diniyah Puteri Padang Panjang
Penghargaan: Pahlawan Nasional Republik Indonesia (2008)
Latar Belakang dan Keluarga
Rahmah El Yunusiyyah lahir di tengah keluarga yang religius dan terpandang di Padang Panjang, Sumatera Barat.
Ayahnya, Haji Muhammad Yunus, adalah seorang ulama dan pedagang yang dihormati, sementara ibunya, Rafi’ah, dikenal sebagai perempuan salehah dan berpendidikan.
Kakaknya, Zainuddin Labay El Yunusy, merupakan tokoh pembaru pendidikan Islam dan pendiri Diniyah School Putra.
Kehidupan keluarga yang sarat nilai agama dan ilmu pengetahuan membentuk Rahmah menjadi sosok cerdas, religius, serta berjiwa pemimpin.
Pendidikan dan Pembentukan Karakter
Sejak kecil, Rahmah menunjukkan minat besar terhadap ilmu pengetahuan dan ajaran Islam.
Pendidikan formal untuk perempuan pada masa itu sangat terbatas, namun semangat belajar Rahmah tidak pernah surut.
Ia belajar mengaji, fikih, bahasa Arab, dan berbagai ilmu agama langsung dari para ulama setempat.
Selain itu, Rahmah juga banyak belajar dari pengalaman kakaknya yang mendirikan lembaga pendidikan modern, Diniyah School.
Keterbatasan akses pendidikan perempuan membuat Rahmah bertekad untuk mendirikan sekolah khusus perempuan agar mereka juga mendapatkan kesempatan belajar agama, ilmu umum, dan keterampilan hidup.
Sejarah Perjuangan: Mendirikan Madrasah Diniyah Puteri Padang Panjang
Awal Berdirinya Diniyah Puteri
Pada tahun 1923, Rahmah El Yunusiyyah mendirikan Madrasah Diniyah Puteri Padang Panjang, sebuah lembaga pendidikan Islam pertama untuk perempuan di Indonesia.
Langkah ini merupakan terobosan besar pada masa ketika perempuan masih dianggap terbatas perannya di ranah publik.
Lembaga ini tidak hanya mengajarkan ilmu agama, tetapi juga pelajaran umum seperti bahasa, kesehatan, keterampilan rumah tangga, dan kepemimpinan.
Tujuannya jelas: mencetak perempuan muslim yang berilmu, berakhlak, dan mandiri.
Peran di Masa Penjajahan
Ketika Indonesia masih berada di bawah penjajahan Belanda, Rahmah El Yunusiyyah aktif dalam gerakan sosial dan pendidikan untuk membangkitkan semangat nasionalisme.
Sekolah yang didirikannya menjadi wadah pemberdayaan perempuan, yang berperan penting dalam perjuangan kemerdekaan melalui pendidikan.
Bahkan setelah serangan tentara Jepang menghancurkan sebagian bangunan madrasah pada tahun 1940-an, Rahmah tidak menyerah. Ia membangun kembali lembaga tersebut dan terus memperjuangkan hak pendidikan bagi kaum perempuan.
Pemikiran dan Nilai-Nilai Perjuangan Rahmah El Yunusiyyah
Rahmah El Yunusiyyah bukan hanya seorang pendidik, tetapi juga pemikir reformis yang membawa perubahan dalam sistem pendidikan Islam di Indonesia.
Berikut nilai-nilai utama yang diwariskan beliau:
1. Pendidikan untuk Semua
Rahmah menegaskan bahwa perempuan berhak mendapatkan pendidikan setinggi-tingginya tanpa meninggalkan nilai keislaman.
2. Kemandirian dan Kepemimpinan Perempuan
Ia mendidik para siswi agar menjadi pemimpin di keluarga, masyarakat, dan bangsa.
3. Integrasi Ilmu Agama dan Umum
Madrasah Diniyah Puteri menjadi contoh model pendidikan yang memadukan ilmu agama dan ilmu dunia dengan seimbang.
4. Keteladanan dan Akhlak Mulia
Rahmah selalu menanamkan nilai-nilai akhlak, kesederhanaan, dan tanggung jawab sosial pada murid-muridnya.
5. Cinta Tanah Air dan Perjuangan Bangsa
Ia mengajarkan pentingnya mencintai Indonesia dan memperjuangkan kemerdekaan melalui ilmu pengetahuan.
Pengakuan dan Warisan Sejarah
Madrasah Diniyah Puteri Padang Panjang yang didirikan Rahmah El Yunusiyyah terus berkembang dan menjadi inspirasi bagi berdirinya berbagai madrasah perempuan di seluruh Indonesia bahkan di Malaysia dan Brunei Darussalam.
Pada tahun 2008, pemerintah Indonesia secara resmi menetapkan Hajjah Rahmah El Yunusiyyah sebagai Pahlawan Nasional atas jasa-jasanya di bidang pendidikan dan perjuangan emansipasi perempuan.
Hingga kini, jejak perjuangannya tetap hidup melalui ribuan alumni Diniyah Puteri yang menjadi pendidik, aktivis, dan pemimpin di berbagai bidang.
Nilai-Nilai Keteladanan Hajjah Rahmah El Yunusiyyah
1. Berjiwa Pembaharu – selalu berpikir maju dan menolak keterbelakangan.
2. Berkomitmen pada Pendidikan – meyakini bahwa pendidikan adalah jalan menuju kemerdekaan sejati.
3. Berani dan Teguh Pendirian – tidak gentar melawan pandangan masyarakat yang meremehkan peran perempuan.
4. Religius dan Nasionalis – menggabungkan nilai Islam dan semangat cinta tanah air.
5. Rendah Hati dan Disiplin – meski dihormati banyak orang, Rahmah tetap sederhana dalam hidup dan tegas dalam prinsip.
Akhir Hayat
Hajjah Rahmah El Yunusiyyah wafat pada 26 Februari 1969 di kota kelahirannya, Padang Panjang, Sumatera Barat.
Beliau meninggalkan warisan besar bagi dunia pendidikan dan pergerakan perempuan Indonesia.
Madrasah yang ia dirikan tetap berdiri kokoh, menjadi simbol perjuangan dan pengabdian tanpa pamrih.
(Rep/Nissa)
PERISTIWA | 22 jam yang lalu
BUDAYA | 1 hari yang lalu
BUDAYA | 1 hari yang lalu
OLAHRAGA | 23 jam yang lalu
EKBIS | 2 hari yang lalu
PERISTIWA | 2 hari yang lalu
EKBIS | 1 hari yang lalu
GAYA HIDUP | 2 hari yang lalu
EKBIS | 9 jam yang lalu
GAYA HIDUP | 1 hari yang lalu







