Profil Prof. Mochtar Kusumaatmadja, Perancang Wawasan Nusantara yang Kini Jadi Pahlawan Nasional
BeritaNasional.com - Presiden Prabowo Subianto resmi menetapkan Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja sebagai salah satu penerima gelar Pahlawan Nasional pada Senin (10/11/2025). Siapa yang tidak mengenal Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja, sosok pakar hukum internasional yang namanya begitu harum di dunia diplomasi Indonesia?
Beliau adalah salah satu tokoh penting dalam sejarah hukum dan politik luar negeri Indonesia, yang gagasannya tentang Wawasan Nusantara diakui dunia melalui Konvensi Hukum Laut Internasional (UNCLOS) 1982.
Dengan dedikasi luar biasa di bidang hukum dan pengabdiannya sebagai Menteri Kehakiman serta Menteri Luar Negeri, Prof. Mochtar Kusumaatmadja layak dikenang sebagai Bapak Hukum Laut Indonesia.
Biodata Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja, S.H., LL.M.
Mochtar Kusumaatmadja lahir di Jakarta pada 17 Februari 1929. Ia wafat pada 6 Juni 2021 di usia 92 tahun dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Nasional Utama Kalibata, Jakarta Selatan.
Dalam perjalanan kariernya, Mochtar pernah menduduki sejumlah jabatan penting di pemerintahan. Jabatan tertingginya adalah sebagai Menteri Luar Negeri Republik Indonesia pada periode 1978 hingga 1988 di era pemerintahan Presiden Soeharto. Sebelumnya, ia juga pernah menjabat sebagai Menteri Kehakiman.
Mochtar menempuh pendidikan hukum di berbagai universitas ternama dunia. Ia meraih gelar Sarjana Hukum dari Universitas Indonesia, kemudian melanjutkan studi dan memperoleh Master of Laws (LL.M.) dari Yale University, gelar Doktor dari Universitas Padjadjaran, serta Post Doctoral di Harvard Law School.
Pendidikan tinggi hukum internasionalnya tak berhenti di situ. Tahun 1962, Mochtar meraih gelar doktor dari Universitas Padjadjaran, dan pada 1964, ia melanjutkan program post-doctoral di Harvard Law School, serta memperdalam riset di University of Chicago.
Kemampuan intelektual dan dedikasi akademiknya menjadikan Mochtar sebagai salah satu pakar hukum paling berpengaruh di Asia Tenggara.
Karier Akademik dan Kepemimpinan di Universitas Padjadjaran
Perjalanan kariernya dimulai sebagai dosen hukum internasional di Universitas Padjadjaran (Unpad), Bandung.
Prestasinya membuatnya dipercaya menjadi Dekan Fakultas Hukum Unpad dalam beberapa periode:
- 1962–1963
- 1967–1968
- 1969–1970
Pada 1970, ia diangkat menjadi Guru Besar (Profesor) di Universitas Padjadjaran.
Tiga tahun kemudian, tepatnya 1973, Mochtar Kusumaatmadja dilantik menjadi Rektor Universitas Padjadjaran ke-5, menggantikan Prof. R. S. Soeria Atmadja.
Kepemimpinannya di dunia akademik dikenal visioner beliau mendorong reformasi kurikulum hukum agar lebih relevan dengan perkembangan internasional.
Perjalanan Karier di Pemerintahan
Menteri Kehakiman Republik Indonesia (1974–1978)
Pada 1974, Prof. Mochtar Kusumaatmadja dipercaya Presiden Soeharto menjadi Menteri Kehakiman.
Dalam masa jabatannya, beliau melakukan pembaruan hukum nasional dengan semangat menjadikan hukum sebagai alat pembangunan. Konsep ini kemudian dikenal luas sebagai “Law as a Tool of Social Engineering”, sebuah prinsip yang memadukan antara hukum dan pembangunan ekonomi.
Menteri Luar Negeri Republik Indonesia (1978–1988)
Kepemimpinan dan kecerdasan diplomatiknya membuat Presiden Soeharto kembali menunjuk Mochtar sebagai Menteri Luar Negeri dalam Kabinet Pembangunan III hingga V.
Sebagai Menlu, Mochtar memainkan peran penting dalam diplomasi internasional, memperkuat posisi Indonesia di kancah global, serta memperjuangkan pengakuan konsep Wawasan Nusantara di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Wawasan Nusantara:
Gagasan Visioner untuk Kedaulatan Indonesia
Salah satu warisan terbesar Prof. Mochtar Kusumaatmadja adalah konsep Wawasan Nusantara pandangan geopolitik yang menegaskan bahwa seluruh perairan di antara pulau-pulau Indonesia merupakan satu kesatuan wilayah yang tak terpisahkan.
Perjuangan panjangnya selama hampir 25 tahun akhirnya membuahkan hasil ketika Konvensi Hukum Laut Internasional (UNCLOS) 1982 secara resmi mengakui konsep negara kepulauan (archipelagic state) yang diperjuangkan Indonesia.
Keberhasilan ini menjadikan Indonesia sebagai pelopor dalam hukum laut internasional dan menegaskan kedaulatan maritim Indonesia di mata dunia.
Penghargaan dan Pengakuan
Sebagai bentuk penghormatan atas jasa-jasanya, Prof. Mochtar Kusumaatmadja menerima berbagai tanda kehormatan dari pemerintah Indonesia, antara lain:
- Bintang Mahaputera Adipradana
- Bintang Mahaputera Utama
Selain itu, banyak lembaga pendidikan dan organisasi internasional yang memberikan penghargaan kepadanya atas dedikasi dalam pengembangan hukum dan diplomasi global.
Akhir Hayat dan Penghormatan Terakhir
Prof. Mochtar Kusumaatmadja wafat pada 6 Juni 2021, pukul 09.00 WIB, di RS Siloam Jakarta, dalam usia 92 tahun.
Menurut keterangan resmi dari Universitas Padjadjaran, beliau sempat lemas saat sarapan di kediamannya sebelum dibawa ke rumah sakit dan dinyatakan meninggal dunia.
Jenazahnya dimakamkan pada hari yang sama, pukul 15.30 WIB, di Taman Makam Pahlawan Nasional Utama Kalibata, Jakarta Selatan.
Pemakaman dilakukan dengan upacara militer penuh kehormatan, menandakan pengakuan negara atas jasa-jasanya.
Nilai-Nilai dan Teladan Prof. Mochtar Kusumaatmadja
1. Intelektual Visioner – selalu berpikir jauh ke depan dalam menata hukum nasional.
2. Diplomat Berkarakter – mengedepankan dialog dan kepentingan nasional dalam setiap negosiasi.
3. Integritas Tinggi – menjunjung kejujuran dan tanggung jawab dalam mengabdi kepada bangsa.
4. Pendidik Sejati – mendedikasikan hidupnya untuk mencetak generasi ahli hukum yang bermoral.
5. Nasionalisme dan Dedikasi – membela kedaulatan Indonesia hingga diakui dunia internasional.
Warisan Sejarah Prof. Mochtar Kusumaatmadja
Warisan terbesar Prof. Mochtar bukan hanya berupa konsep hukum, tetapi juga nilai perjuangan. Ia membuktikan bahwa ilmu hukum bisa menjadi senjata diplomasi yang ampuh dalam menjaga kedaulatan negara.
Pemikirannya tentang Wawasan Nusantara menjadi landasan strategis bagi kebijakan pertahanan, ekonomi, dan maritim Indonesia hingga hari ini.
Sosoknya dikenang sebagai Bapak Hukum Laut Indonesia, Guru Bangsa, dan diplomat sejati yang mengharumkan nama Indonesia di dunia internasional.
(Rep/Nissa)
PERISTIWA | 22 jam yang lalu
BUDAYA | 1 hari yang lalu
BUDAYA | 1 hari yang lalu
OLAHRAGA | 23 jam yang lalu
EKBIS | 2 hari yang lalu
PERISTIWA | 2 hari yang lalu
EKBIS | 1 hari yang lalu
EKBIS | 10 jam yang lalu
GAYA HIDUP | 2 hari yang lalu
GAYA HIDUP | 1 hari yang lalu







