Hari Ketiga Pencarian Longsor Cilacap: 7 Jenazah Ditemukan, 12 Warga Masih Hilang

Oleh: Tim Redaksi
Sabtu, 15 November 2025 | 20:52 WIB
Buddy, seekor unit K9 dari Polres Temanggung didampingi pawangnya saat melakukan pencarian orang hilang di lokasi terdampak longsor Desa Cibeunying. (Foto/BNPB)
Buddy, seekor unit K9 dari Polres Temanggung didampingi pawangnya saat melakukan pencarian orang hilang di lokasi terdampak longsor Desa Cibeunying. (Foto/BNPB)

BeritaNasional.com -  Hingga Sabtu (15/11/2025) pukul 18.00 WIB, proses pencarian korban longsor di Desa Cibeunying, Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap kembali membuahkan hasil. Tim SAR gabungan menemukan tujuh jenazah tambahan. Selain itu, dua potongan tubuh yang ditemukan di lokasi juga telah dipastikan berasal dari satu korban yang sama.

Dengan temuan tersebut, total korban meninggal dalam bencana tanah longsor di Cilacap bertambah menjadi sebelas orang. Rinciannya, dua korban ditemukan pada hari pertama, satu korban pada hari kedua, dan delapan korban pada hari ketiga. Sementara itu, masih ada 12 warga yang dilaporkan hilang dan sedang dalam proses pencarian.

Operasi pencarian pada hari ketiga dimulai sejak pagi. Usai briefing, personel SAR gabungan dari Basarnas, BPBD, TNI, Polri, dan berbagai unsur relawan langsung menyebar ke titik-titik terdampak sejak pukul 07.30 WIB.

Di bawah langit yang mendung, tim kembali menyisir tiga wilayah yang paling parah terdampak: Dusun Cibeunying, Cibuyut, dan Tarukahan. Area pencarian dibagi menjadi lima sektor untuk mempercepat proses evakuasi warga yang masih dinyatakan hilang pascalongsor yang terjadi pada Kamis (13/11/2025) malam.

Sebanyak 520 personel diterjunkan hari itu. Sesuai rencana operasi yang disusun pada Jumat malam (14/11/2025), dukungan alat berat juga ditambah untuk mempercepat pencarian.

Tujuh eskavator bekerja sejak pagi untuk mengeruk timbunan tanah di lokasi-lokasi yang diduga menjadi tempat korban tertimbun.

Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB, Mayjen TNI Budi Irawan, turut meninjau lokasi kejadian. Setelah melihat kondisi medan langsung, ia meminta agar jumlah alat berat segera ditingkatkan.

“Melihat lokasi terdampak longsor yang sangat luas ini, jika semalam saya sampaikan delapan eskavator harus turun, pagi ini saya minta ditambah lagi empat unit. Sehingga total alat berat yang dibutuhkan sebanyak 12 unit,” kata Budi saat meninjau lokasi terdampak di Desa Cibeunying, Kecamatan Majenang, Cilacap.

Menurut Budi, ketebalan material longsoran yang mencapai 2–8 meter membuat proses pencarian tidak bisa mengandalkan peralatan manual. Karena itu, penambahan alat berat diperlukan agar operasi dapat berjalan lebih cepat dan aman.

Ia menambahkan bahwa operasi SAR dapat dilakukan selama 24 jam jika situasi memungkinkan. “Sumber daya manusianya bisa bergiliran, namun alat berat harus aktif 24 jam,” tambah Budi.

19 Anjing Pelacak Dilibatkan

Selain mengerahkan ratusan personel, tim SAR juga mendapatkan dukungan 19 anjing pelacak dari Kantor SAR Semarang, Polda Jawa Tengah, dan beberapa polres di wilayah tersebut.

Sebagian besar anjing pelacak yang diturunkan merupakan ras Belgian Malinois dan German Shepherd dengan kemampuan SAR cadaver yaitu pelacakan berbasis penciuman untuk menemukan korban yang sudah tidak bernyawa.

Salah satu anjing K9, Buddy, milik Polres Temanggung, berhasil menemukan empat titik yang diduga terdapat korban tertimbun. Hari itu, Buddy bekerja berpasangan dengan Jack D, anjing K9 dari Polres Cilacap.

Cuaca Jadi Tantangan Utama

Situasi cuaca menjadi faktor penting dalam kelancaran operasi di Desa Cibeunying. Badan Meteorologi memperkirakan wilayah Majenang akan mengalami hujan berintensitas sedang hingga tinggi hingga Minggu (16/11/2026). Kondisi tersebut dapat mempengaruhi mobilitas alat berat dan keamanan petugas di lapangan.

Beruntung, cuaca pada Sabtu relatif bersahabat. Meski mendung, hujan tidak turun hingga sore hari sehingga operasi dapat berjalan maksimal. Kegiatan pencarian hari ketiga akhirnya ditutup pada pukul 16.00 WIB.sinpo

Editor: Imantoko Kurniadi
Komentar: