Ungkap Fakta Baru, Polisi: 3 Bom Aktif di SMAN 72 Gagal Meledak

Oleh: Bachtiarudin Alam
Minggu, 16 November 2025 | 19:05 WIB
Ledakkan di SMA 72 (Foto/Istimewa)
Ledakkan di SMA 72 (Foto/Istimewa)

BeritaNasional.com - Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Budi Hermanto mengungkap jika tiga bom yang masih aktif tersisa di lokasi SMAN 72 Jakarta Utara (Jakut), ternyata belum sempat diledakan.

Diketahui jika tiga bom tersebut ditemukan di dua area bank sampah dan satu taman baca SMAN 72 yang memakai mekanisme sumbu dengan pemantik api.

“Info dari Jibom (penjinak bom) untuk 3 bom tersebut belum sempat di ledakkan,” kata Budi saat dikonfirmasi, Minggu (16/11/2025).

Budi mengatakan tiga bom saat ini telah berhasil diurai oleh tim Jibom untuk dijadikan barang bukti oleh Puslabfor Mabes Polri demi kepentingan penyidikan.

Adapun untuk alasan tiga bom tersebut belum sempat diledakan, lanjut Budi, diduga karena pelaku inisial F anak berkonflik dengan hukum (ABH) yang lebih dulu terluka akibat bom buatannya sendiri.

“Iya betul (lebih dulu terluka),” ujarnya.

Sekedar informasi total ada tujuh bom di area SMAN 72 yang telah diletakan oleh ABH. Dua bom diledakan di TKP pertama dalam masjid menggunakan remot jarak jauh, memanfaatkan daya enam volt dari baterai. Di mana bom tersebut terbungkus dalam jerigen plastik 1 Liter diledakan pelaku dari TKP Bank Sampah.

Sementara untuk TKP di bank sampah masih dalam satu lingkungan sekolah, total ada empat bom. Di mana, dua bom meledak terbungkus kaleng coca-cola, sedangkan dua bom tidak meledak.

Kemudian satu bom lainya berhasil ditemukan di taman baca yang belum meledak terbungkus pipa. Bom di TKP Bank Sampah dan Taman Baca memakai mekanisme sumbu dengan pemantik api.

Sebagaimana diketahui, peristiwa ledakan itu terjadi pada Jumat (7/11/2025) saat khotbah salat Jumat. Diketahui, total 96 orang menjadi korban ledakan, termasuk pelaku siswa inisial F yang telah ditetapkan sebagai anak berkonflik dengan hukum (ABH).

Sementara untuk saat ini data korban yang masih menjalani perawatan sebanyak 20 korban tersebar di tiga rumah sakit, dengan rincian 13 orang di RS Islam Jakarta, lau di RS Yarsi Jakarta sebanyak 6 orang dan Rs Polri Kramatjati sebanyak 1 orang yang merupakan anak berkonflik dengan hukum.

Para korban turut terdampak akibat ledakan di dua TKP, pertama di dalam Masjid memakai dua peledak mekanisme remote jarak jauh. Kemudian, dua ledakan dan dua bom tidak meledak di bank sampah, sementara sisa bom tidak meledak ditemukan di taman baca yang memakai mekanisme sumbu.

Sedangkan dari latar belakang F selaku anak berkonflik dengan hukum, didapat jika yang bersangkutan dikenal sebagai pribadi tertutup jarang bergaul. Sampai akhirnya, dorongan melakukan tindakan ekstrim, karena pengaruh dari media sosialsinpo

Editor: Harits Tryan
Komentar: