Idul Fitri, Pengungsi di Gaza Bikin Kue Kering
BeritaNasional.com - Warga Gaza yang terlunta-lunta di pengungsian berusaha mencari secercah kebahagiaan dalam Idul Fitri. Mereka berusaha berbahagia menyambut Idul Fitri dengan membuat kue-kue kering untuk bertahan hidup.
Di Deir al-Balah, Kota di Gaza Tengah, sekelompok perempuan bersama-sama membuat camilan manis untuk anak-anak, sambil berharap bisa mendapat sedikit penghasilan.
Ahlam Saleh, salah seorang pembuat kue asal Kota Gaza mengatakan, “Kami kehilangan seluruh hidup kami. Bahkan jika kami pulang ke Gaza dan mereka mendirikan kembali bangunan-bangunan untuk kami dan membangun kembali Gaza, siapa yang akan mengembalikan orang-orang di dalamnya? Siapa yang akan membangkitkan kembali mereka yang tewas, yang mati syahid, yang dihapus dari catatan sipil? Siapa yang akan mengembalikan kenangan dan semua hal ini?”
Sementara itu, keluarga Al-Mashharawi asal Kota Gaza menghibur diri dengan membuatkan kue kering untuk semua orang yang tinggal di tenda-tenda pengungsi di Rafah untuk membangkitkan semangat Idul Fitri.
Aya Al-Mashharawi berusaha mempertahankan tradisi membuat kue kering Idul Fitri dengan menggunakan oven darurat di sela-sela tenda di sana. Aya, yang kehilangan kakek dan beberapa sepupunya dalam perang Israel di Gaza, mengaku hanya ingin membuat anak-anak bahagia.
“Kami, tujuh perempuan, memulai proyek Maamoul dan kue kering ini untuk membantu situasi ekonomi negara ini, yang sangat sulit selama perang. Keluarga saya masih berada di Kota Gaza, ayah, kakak, adik dan suami saya ada di Kota Gaza, dan tidak ada yang membantu kami secara finansial. Itu sebabnya kami memutuskan untuk memulai proyek ini, untuk sedikitnya menutup pengeluaran kami selama perang,” kata Aya.
Tahun ini perang di Gaza tidak menunjukkan pertanda akan berhenti, di mana sudah lebih dari 33.000 warga Palestina di Gaza tewas dibantai Israel sejak perang kembali pecah Oktober lalu.
Di Muwasi, Gaza selatan, situasinya lebih suram. Anak-anak berlarian tanpa alas kaki di sela-sela banyak tenda yang kini menjadi rumah bagi puluhan ribu warga Palestina yang mengungsi. Hanya sedikit di antara mereka yang masih berminat merayakan Idulfitri tahun ini.
Dikutip dari VOA, Ramy Alwan, yang tinggal di salah satu tenda di Muwasi, menuturkan, “Tentu tidak ada Idulfitri. Tidak ada apa pun yang bisa dibeli untuk Idul Fitri dan kami tidak mampu membelinya kalau pun ada. Dulu, pada masa-masa seperti ini, kami biasanya membuat camilan, pakaian, segala persiapan, juga roti Ka’ak untuk Idul Fitri. Tapi sekarang kami tinggal di dalam tenda hampir tanpa adanya pasokan kebutuhan dasar sehari-hari. Kami hidup dalam kondisi yang sangat buruk.”
5 bulan yang lalu
DUNIA | 1 hari yang lalu
GAYA HIDUP | 1 hari yang lalu
HUKUM | 1 hari yang lalu
POLITIK | 1 hari yang lalu
HUKUM | 1 hari yang lalu
OLAHRAGA | 2 hari yang lalu
PERISTIWA | 2 hari yang lalu
POLITIK | 1 hari yang lalu
OLAHRAGA | 2 hari yang lalu
PERISTIWA | 1 hari yang lalu