Kenali Penyakit Pneumothorax: Penyebab, Gejala, hingga Cara Penanganannya
BeritaNasional.com - Pneumothorax terjadi ketika paru-paru kolaps akibat menumpuknya udara di dalam rongga pleura atau ruang antara paru-paru dan dinding dada.
Udara tersebut mendorong bagian luar paru-paru sehingga menyebabkan paru-paru kolaps sebagian atau seluruhnya.
Dilansir dari laman Siloam Hospitals, kondisi ini dapat disebabkan oleh cedera benturan benda tumpul atau komplikasi penyakit paru yang sudah dialami sebelumnya.
Penderitanya perlu mendapatkan penanganan medis sesegera mungkin.
Jenis-Jenis Pneumothorax
Pneumothorax terbagi menjadi beberapa jenis. Berdasarkan penyebabnya, kondisi ini terbagi menjadi dua, yaitu pneumothorax trauma dan spontan. Sementara berdasarkan tingkat keparahannya terbagi menjadi tiga, yaitu simple pneumothorax, tension pneumothorax, dan open pneumothorax.
Berdasarkan Penyebabnya:
Pneumothorax spontan: Pneumothorax spontan terjadi tanpa adanya cedera. Kondisi ini dibagi lagi menjadi dua jenis, yaitu pneumothorax primer (penderita tidak memiliki penyakit yang mendasari terjadinya paru-paru kolaps) dan pneumothorax sekunder (penderita memiliki penyakit paru-paru tertentu yang menyebabkan paru-paru kolaps).
Pneumothorax trauma: Pneumothorax trauma terjadi karena adanya cedera, misalnya akibat tusukan pisau atau patah tulang rusuk, bisa juga karena paru-paru tertusuk saat menjalani prosedur medis (iatrogenic pneumothorax).
Berdasarkan Tingkat Keparahannya
Simple pneumothorax: Hanya sebagian paru-paru yang mengalami kolaps, biasanya disebabkan oleh sesak napas atau penurunan kadar oksigen dalam darah.
Open pneumothorax: Terdapat lubang terbuka di dada, yang mana jika lubangnya semakin besar maka paru-paru akan semakin mengempis. Akibatnya, penderita kesulitan bernapas.
Tension pneumothorax: Seluruh bagian paru-paru mengalami kolaps sehingga fungsi jantung atau organ tubuh lain mengalami penurunan. Kondisi ini dapat menyebabkan kematian bila tak segera ditangani.
Penyebab Pneumothorax
Pneumothorax terjadi ketika udara dari dalam paru-paru bocor ke rongga dada. Kondisi ini bisa terjadi secara tiba-tiba tanpa diketahui penyebabnya. Namun, beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya pneumothorax adalah:
Cedera pada dada, seperti benturan atau luka tusuk.
Mengalami penyakit paru-paru, seperti asma, kanker paru-paru, atau cystic fibrosis.
Gangguan keseimbangan udara pada dada karena penggunaan alat bantu pernapasan ventilator.
Pecahnya kantung berisi udara di luar paru-paru yang disebabkan oleh PPOK atau emfisema.
Gaya hidup seperti penggunaan narkoba, merokok, scuba (menyelam di laut), atau olahraga terbang yang melibatkan perubahan tekanan udara secara drastis (misalnya bermain parasut).
Berjenis kelamin pria dan berusia 20–40 tahun.
Memiliki postur tubuh kurus dan tinggi, seperti penderita sindrom Marfan.
Memiliki keluarga yang dengan riwayat pneumothorax.
Gejala Pneumothorax
Pneumothorax terjadi karena tekanan udara di rongga pleura meningkat dan menekan paru-paru sehingga menghalangi paru-paru mengembang saat penderita menarik napas. Kondisi ini dapat memicu sejumlah gejala seperti:
Nyeri dada di salah satu sisi, terutama saat bernapas.
Batuk-batuk.
Detak jantung meningkat.
Napas cepat.
Kelelahan.
Sesak napas.
Kulit, bibir, dan kuku membiru (sianosis).
Diagnosis Pneumothorax
Sebelum menegakkan diagnosis pneumothorax, dokter akan melakukan anamnesis (wawancara medis) untuk mengetahui gejala pasien serta riwayat kesehatan pasien dan keluarga. Kemudian, dilanjutkan dengan melakukan pemeriksaan fisik menggunakan stetoskop (untuk mendengarkan suara di dada) dan pemeriksaan tekanan darah.
Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan lanjutan untuk mengonfirmasi diagnosis. Pemeriksaan tersebut meliputi rontgen dada, CT scan, atau USG paru. Dokter juga dapat melakukan pemeriksaan analisis gas darah untuk mengetahui kadar oksigen dalam darah pasien.
Pengobatan Pneumothorax
Tujuan pengobatan pneumothorax adalah mengurangi tekanan pada paru-paru, sehingga memungkinkan paru-paru untuk mengembang kembali serta mencegah kekambuhannya. Metode pengobatan yang dilakukan akan disesuaikan dengan penyebab, tingkat keparahan, dan kondisi umum pasien secara keseluruhan. Adapun beberapa metode pengobatan untuk pneumothorax adalah sebagai berikut:
Observasi: Pada pneumothorax dengan gejala ringan, biasanya dokter akan memeriksa tanda-tanda masalah jantung atau pernapasan dan menyarankan pasien untuk melakukan kunjungan lanjutan guna memantau perkembangan kondisinya.
Terapi oksigen: Dilakukan untuk membantu pasien bernapas dengan lega.
Aspirasi jarum atau pemasangan selang dada: Metode pengobatan ini bisa dilakukan dengan menusukkan jarum yang dilengkapi selang ke dalam dada untuk mengeluarkan udara (aspirasi jarum) atau melalui tindakan pleurodesis.
Operasi: Tindakan ini dilakukan apabila penanganan lain tidak efektif atau pneumothorax kambuh kembali. Operasi ini bertujuan untuk memperbaiki bagian paru-paru yang bocor.
Pencegahan Pneumothorax
Belum diketahui secara pasti bagaimana cara mencegah pneumothorax. Namun, apabila Anda memiliki riwayat atau berisiko tinggi mengalami pneumothorax, sebaiknya hentikan kebiasaan merokok, kurangi aktivitas fisik yang membebani paru-paru seperti menyelam, atau menjalani pengobatan dan pemeriksaan secara berkala ke dokter bila menderita penyakit paru-paru.
5 bulan yang lalu
DUNIA | 1 hari yang lalu
GAYA HIDUP | 1 hari yang lalu
HUKUM | 1 hari yang lalu
POLITIK | 1 hari yang lalu
OLAHRAGA | 2 hari yang lalu
EKBIS | 2 hari yang lalu
HUKUM | 1 hari yang lalu
OLAHRAGA | 2 hari yang lalu
OLAHRAGA | 1 hari yang lalu
PERISTIWA | 1 hari yang lalu