7 Alasan Kamu Harus Berhenti Makan Mi Instan Setiap Hari!

Oleh: Tarmizi Hamdi
Selasa, 04 Juni 2024 | 17:00 WIB
Ilustrasi mi instan. (Foto/Freepik)
Ilustrasi mi instan. (Foto/Freepik)

BeritaNasional.com - Mi instan sangat digemari karena rasanya yang gurih dan cara pembuatannya cepat. 

Meski digemari secara luas, mi instan tidak dibarengi dengan pola makan sehat. Makanan ini mengandung banyak natrium, pengawet, dan bahan kimia lainnya.

Faktanya, dikutip dari laman Healthshots.com, konsumsi mi instan secara rutin dapat memicu beberapa masalah kesehatan, seperti tekanan darah tinggi, penyakit jantung, dan sindrom metabolik.

Berikut ini 7 alasan mi instan tidak baik dikonsumsi setiap hari.

1. Profil nutrisi rendah

Mi instan terkenal dengan kandungan nutrisinya yang buruk. Makanan ini hampir tidak menawarkan nutrisi penting seperti vitamin, mineral, protein, dan serat. 

Sebaliknya, makanan tersebut mengandung banyak kalori, terutama dari karbohidrat olahan dan lemak tidak sehat yang dapat menjadi masalah dalam pengelolaan berat badan. 

Jika Anda rutin mengonsumsi mi instan, dapat meningkatkan risiko kekurangan nutrisi.

2. Mengandung monosodium glutamat (MSG)

Monosodium glutamat (MSG) adalah bahan tambahan umum pada mi ini yang digunakan untuk meningkatkan rasa. 

Meskipun Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) mengakui MSG secara umum aman, masih ada perdebatan mengenai potensi efek sampingnya. 

Sebuah penelitian yang diterbitkan oleh American Journal of Clinical Nutrition menunjukkan bahwa konsumsi MSG yang tinggi dikaitkan dengan penambahan berat badan, sakit kepala, mual, dan bahkan tekanan darah tinggi. 

Namun, beberapa penelitian lain tidak menemukan hubungan antara berat badan dan konsumsi MSG dalam jumlah sedang.

3. Tinggi natrium

Salah satu efek samping yang paling mengkhawatirkan adalah kandungan natriumnya yang tinggi. 

Satu porsi dapat mengandung lebih dari setengah asupan natrium harian yang direkomendasikan.

Menurut Journal of American College of Cardiology, asupan natrium berlebihan dikaitkan dengan kerusakan organ dan dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, termasuk hipertensi (tekanan darah tinggi), penyakit jantung, dan stroke. 

“Bagi orang yang memiliki penyakit jantung atau mereka yang rentan terhadap tekanan darah tinggi, mengonsumsi mi instan secara teratur dapat memperburuk kondisi tersebut dan menyebabkan komplikasi kardiovaskuler yang parah,” jelas Ahli Nutrisi Saloni Arora.

4. Terbuat dari tepung terigu

Mi instan terutama terbuat dari Maida, sejenis tepung putih olahan. Maida rendah serat makanan dan nutrisi penting dibandingkan dengan biji-bijian.

Arora berkata, “Mengonsumsi Maida dalam jumlah besar dapat menyebabkan lonjakan kadar gula darah, sehingga sangat merugikan bagi penderita diabetes atau resistensi insulin.” 

Selain itu, pola makan tinggi karbohidrat olahan dikaitkan dengan peningkatan risiko obesitas, sindrom metabolik, dan diabetes tipe 2.

5. Potensi risiko kesehatan

Selain masalah gizi, konsumsi mie instan secara teratur juga berpotensi menimbulkan risiko kesehatan jangka panjang. 

Sebuah studi yang diterbitkan oleh Nutrition Research and Practice menunjukkan bahwa seringnya konsumsi mie instan mungkin terkait dengan sindrom metabolik, suatu kondisi yang meningkatkan risiko tekanan darah tinggi, gula darah tinggi (diabetes), kelebihan lemak tubuh di sekitar pinggang, dan kelainan. kadar kolesterol

Studi lain yang diterbitkan oleh Journal of Korean Medical Science menemukan bahwa konsumsi mi instan secara teratur dikaitkan dengan rendahnya kadar vitamin D dalam tubuh. 

Namun, rendahnya kadar vitamin D juga dikaitkan dengan kurangnya paparan sinar matahari dan pola makan yang buruk.

6. Penuh dengan lemak jahat

Mi instan sering kali digoreng dengan minyak sawit atau minyak tidak sehat lainnya selama proses pembuatannya. Hal ini menghasilkan produk yang tinggi lemak jenuh dan lemak trans, keduanya diketahui meningkatkan kadar kolesterol LDL (jahat) sekaligus menurunkan kolesterol HDL (baik). 

7. Dikemas dengan bahan pengawet berbahaya

Untuk memperpanjang umur simpan dan mempertahankan rasa, mi instan dikemas dengan bahan pengawet seperti Tersier butylhydroquinone (TBHQ) dan butylated hydroxyanisole (BHA). 

Meskipun bahan kimia ini aman dalam jumlah kecil, konsumsi jangka panjang bisa berbahaya. Sebuah penelitian yang diterbitkan oleh Jurnal Ilmu Kedokteran Dasar Iran mengaitkan paparan kronis terhadap TBHQ dengan kerusakan saraf, peningkatan risiko limfoma, dan pembesaran hati.

 sinpo

Editor: Tarmizi Hamdi
Komentar: