Jerman Minta Israel Biarkan Gaza Dialiri Bantuan Kemanusiaan
BeritaNasional.com - Jerman meminta Israel untuk membiarkan Gaza diberi bantuan kemanusiaan beberapa jam setelah Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) PBB memperingatkan ada lebih dari satu juta warga Gaza diperkirakan menghadapi kematian dan kelaparan pada pertengahan Juli.
Sembari menegaskan kembali bahwa situasi kemanusiaan di Gaza adalah bencana, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Sebastian Fischer mengatakan, ada kemunduran dalam suplai bantuan ke warga Gaza.
"Hal yang saya yakini tak terbantahkan, situasi penduduk sipil sangat sulit. Seruan kami kepada Pemerintah Israel adalah untuk membanjiri Jalur Gaza dengan bantuan," tambahnya.
Pernyataan Fischer tentang situasi kemanusiaan yang mengerikan itu disampaikan menyusul laporan kelaparan global FAO yang memperingatkan bahaya yang ditimbulkan oleh krisis Palestina-Israel.
"Konflik di Palestina diperkirakan akan semakin memperparah tingkat kelaparan akut yang sudah parah, dengan kelaparan dan kematian yang sudah terjadi, bersamaan dengan jumlah korban tewas yang belum pernah terjadi sebelumnya, kerusakan luas dan pengungsian hampir seluruh penduduk di Jalur Gaza - laporan tersebut memperingatkan," kata FAO.
"Pada pertengahan Maret 2024, kelaparan diperkirakan akan terjadi pada akhir Mei di dua provinsi bagian utara Jalur Gaza, kecuali permusuhan berakhir, akses penuh diberikan kepada sejumlah lembaga kemanusiaan, dan layanan penting dituliskan," menurut laporan itu.
Dikutip dari Antara, FAO memperingatkan, "Lebih dari satu juta orang, setengah penduduk Gaza diperkirakan akan menghadapi kematian dan kelaparan pada pertengahan Juli."
Fischer juga mengkritik upaya parlemen Israel untuk menetapkan badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) sebagai organisasi teroris.
5 bulan yang lalu
DUNIA | 1 hari yang lalu
GAYA HIDUP | 1 hari yang lalu
HUKUM | 1 hari yang lalu
POLITIK | 1 hari yang lalu
EKBIS | 2 hari yang lalu
HUKUM | 1 hari yang lalu
OLAHRAGA | 1 hari yang lalu
PERISTIWA | 1 hari yang lalu
OLAHRAGA | 2 hari yang lalu
POLITIK | 1 hari yang lalu