Hobi Ngemil, Kenali Yuk Apa Itu Makan Hedonis

Oleh: Dyah Ratna Meta Novia
Selasa, 11 Juni 2024 | 09:00 WIB
Kue-kue lezat menimbulkan hasrat makan hedonis (Foto/Pixabay)
Kue-kue lezat menimbulkan hasrat makan hedonis (Foto/Pixabay)

BeritaNasional.com - Apakah Anda hobi ngemil? Meski sudah kenyang rasanya ingin menyantap kue-kue manis gurih, seperti kue coklat maupun cheese cake.

Para ahli mendeskripsikan hasrat untuk makan ena ini erupakan pola makan hedonis. Pola makan hedonis merupakan pola makan yang tidak didorong oleh rasa lapar. Namun oleh hasrat makan demi kesenangan. 

Kata ‘hedonis’ di sini diambil dari hedone yang dalam bahasa Yunani bermakna kesenangan. Dalam mitologi Yunani, Hedone adalah Dewi Kesenangan.

Dikutip dari BBC, tubuh kita bisa berfungsi berkat energi makanan alias kalori yang kita peroleh dari makanan dan minuman yang dikonsumsi sehari-hari. Ketika kita membakar lebih banyak kalori dibandingkan yang kita konsumsi, maka tubuh akan bereaksi dengan meningkatkan selera makan.

Menurut para ilmuwan, rasa lapar hedonis terjadi saat kita tidak merasa lapar secara biologis, tetapi begitu dipenuhi keinginan untuk mengonsumsi makanan demi kesenangan

"Hampir semua orang memiliki kebiasaan makan hedonis, dan semua orang memiliki perilaku berorientasi tujuan yang dimotivasi oleh kesenangan," ujar James Stubbs, Profesor Nafsu Makan dan Keseimbangan Energi di University of Leeds di Inggris.

"Bagi sebagian orang, makanan lebih untuk kenikmatan, dibandingkan yang lain," ujarnya,

Prof Stubbs menambahkan bahwa selain untuk kesenangan, kebiasaan makan kita sebagian besar terkait dengan variabel lain termasuk emosi, penghindaran stres dan ketidaknyamanan.

"Kita secara alamiah memandang makanan tinggi lemak, garam, dan gula sebagai ‘hadiah’ karena makanan-makanan ini menandakan sumber energi yang baik," tutur Dr Bethan Mead, dosen dan peneliti di Kelompok Studi Nafsu Makan dan Obesitas Universitas Liverpool.

"Bagi kita, makanan-makanan ini menarik karena energi diberikan dan rasa senang yang muncul saat kita memakannya. Bisa sulit untuk membedakan antara dorongan untuk melahap makanan tersebut karena sifatnya yang menyenangkan (lapar hedonis) dan dorongan biologis lapar fisik," katanya.

Berlimpahnya makanan yang tinggi lemak, garam, dan gula juga dianggap sebagai salah satu faktor pemicu makan hedonis.

Dorongan hedonis untuk mengonsumsi makanan yang tidak sehat telah dikaitkan secara luas dengan obesitas.

"Kita sekarang dikelilingi oleh makanan yang sangat lezat, mudah diperoleh, dan siap makan," imbuh Prof Stubbs.

"Ini menyebabkan kenaikan berat badan dan obesitas di masyarakat modern. Tidak heran satu dari delapan orang di Bumi saat ini mengalami obesitas," katanya.

Oleh karena itu ada baiknya untuk mengurangi atau mengendalikan hasrat untuk makan hedonis agar tidak mengalami obesitas.sinpo

Editor: Dyah Ratna Meta Novia
Komentar: