Puan Ungkap Pentingnya Jaga Demokrasi dan Peran Parpol di Sidang Tahunan 2025

Oleh: Ahda Bayhaqi
Jumat, 15 Agustus 2025 | 12:24 WIB
Ketua DPR RI Puan Maharani dan Presiden Prabowo Subianto. (Foto/Tim Media DPR)
Ketua DPR RI Puan Maharani dan Presiden Prabowo Subianto. (Foto/Tim Media DPR)

BeritaNasional.com - Ketua DPR Puan Maharani menyoroti pentingnya menjaga nilai-nilai demokrasi Pancasila dan peran krusial partai politik dalam pidato Sidang Tahunan MPR 2025. 

Puan menyerukan perbaikan sistem pemilu agar suara rakyat tidak terdistorsi dan setiap warga negara memiliki kesempatan yang setara.

Dalam pidatonya, Puan menekankan bahwa demokrasi di Indonesia berakar kuat pada Pancasila, khususnya sila keempat. 

"Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan," ujarnya dalam pidatonya di Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (15/8/2025).

Ia menambahkan bahwa demokrasi di Indonesia adalah demokrasi yang berjiwa gotong royong, mengedepankan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi atau golongan.

Puan menegaskan bahwa esensi demokrasi Indonesia adalah tentang "kita," bukan hanya tentang "saya." 

Demokrasi Pancasila menempatkan musyawarah sebagai proses utama, yang dijiwai oleh hikmat kebijaksanaan untuk mengambil keputusan yang membawa kebaikan bagi seluruh rakyat.

"Demokrasi kita: Bukan hanya tentang 'saya', akan tetapi tentang 'kita'. Kita yang berdaulat; kita yang sejahtera; dan kita yang berkebudayaan," ucap Puan.

Tanggung Jawab Besar Partai Politik

Puan juga menggarisbawahi peran strategis partai politik dalam sistem demokrasi Indonesia. 

Menurutnya, partai politik tidak hanya berfungsi sebagai kendaraan menuju kekuasaan, melainkan sebagai jembatan antara rakyat dan negara.

"Dari partailah wakil rakyat dilahirkan. Dari partailah presiden dan kepala daerah diusung. Oleh karena itu, partai politik memikul tanggung jawab besar sebagai sokoguru kedaulatan rakyat," tegas Puan.

Ia melanjutkan, partai politik adalah institusi perjuangan yang harus berdiri tegak di atas nilai, integritas, dan kepercayaan rakyat. Tanpa nilai-nilai tersebut, kekuasaan akan kehilangan arah dan makna bagi rakyat. 

Oleh karena itu, Puan mendorong partai politik untuk terus membenahi diri dan melahirkan pemimpin yang mampu berpihak, bekerja, dan berani mengambil risiko demi rakyat.

Sistem Pemilu Perlu Perbaikan

Meskipun demikian, Puan mengakui bahwa keberhasilan partai politik juga sangat bergantung pada sistem yang menjadi wadahnya, khususnya sistem pemilu. 

Ia mengkritik bahwa sistem pemilu saat ini belum sepenuhnya sempurna dan berisiko mendistorsi suara rakyat.

"Saat ini, demokrasi dalam Pemilu kita, selain ditentukan oleh garis tangan, juga sering dipengaruhi oleh campur tangan dan buah tangan," kritik Puan.

Puan menjelaskan bahwa "garis tangan" adalah nasib dan kesempatan yang diberikan Tuhan, namun tidak semua orang memiliki kemampuan untuk "campur tangan" dan "buah tangan" dalam menentukan arah demokrasi. 

Menurutnya, ini adalah kritik sekaligus otokritik yang perlu diperbaiki.

Di akhir pidatonya, Puan Maharani mengajak semua pihak untuk terus memperbaiki dan menyempurnakan demokrasi. 

"Kita harus terus memperbaiki dan menyempurnakannya. Sebab, demokrasi yang kita cita-citakan bukanlah demokrasi campur tangan dan buah tangan, tetapi demokrasi yang memberi kesempatan setara bagi semua warga negara," tandasnya.sinpo

Editor: Tarmizi Hamdi
Komentar: