AS dan Eropa Minta Hizbullah Kurangi Serangan terhadap Israel

Oleh: Dyah Ratna Meta Novia
Senin, 01 Juli 2024 | 19:00 WIB
Serangan Hizbullah membuat hubungan Israel-Lebanon kian panas (Foto/NBC News)
Serangan Hizbullah membuat hubungan Israel-Lebanon kian panas (Foto/NBC News)

BeritaNasional.com - Para mediator konflik Timur Tengah, yakni Amerika Serikat (AS), Eropa, dan negara-negara Arab, mendesak agar ketegangan lintas batas antara Israel dan militan Hizbullah yang didukung Iran di Lebanon, tidak meningkat. Mereka khawatir jika ketegangan terus meningkat, bisa menjadi perang yang lebih luas di Timur Tengah.

Kekhawatiran akan potensi konflik ini telah mengemuka selama berbulan-bulan. Apalagi belum lama ini Iran dan Israel saling melontarkan ancaman. Bahkan Israel mengancam akan melenyapkan Hizbullah yang didukung Iran.

Tidak ada harapan untuk mencapai gencatan senjata dalam konflik Israel dengan Hamas di Gaza yang dapat meredakan serangan Hizbullah dan milisi sekutu Iran lainnya. 

Dengan perundingan yang terhenti, para diplomat AS dan Eropa serta pejabat lainnya memperingatkan Hizbullah untuk tidak menghadapi kekuatan militer Israel. Para diplomat AS dan Eropa meyakini Hizbullah punya kekuatan yang jauh lebih kuat dari Hamas.


Gerald Feierstein, mantan diplomat senior AS di Timur Tengah mengatakan, “Tampaknya Israel masih menahan diri dengan harapan akan terjadi semacam konflik dan besarnya konflik yang sama sekali berbeda.”

Konflik dengan Hizbullah meletus sehari setelah serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober yang memicu perang di Gaza. Kelompok itu meluncurkan roket ke Israel utara dan berjanji akan terus melanjutkannya sampai gencatan senjata terjadi.

Dikutip dari VOA, Israel membalas dengan kekerasan yang memaksa puluhan ribu warga sipil meninggalkan perbatasan kedua negara. Serangan tersebut meningkat pada bulan ini setelah Israel membunuh seorang komandan penting Hizbullah dan Hizbullah membalasnya dengan beberapa serangan rudal terbesarnya.
 sinpo

Editor: Dyah Ratna Meta Novia
Komentar: