Sindir Trump, Joe Biden: Mengabaikan Perubahan Iklim Tindakan yang Mematikan

Oleh: Dyah Ratna Meta Novia
Rabu, 03 Juli 2024 | 11:58 WIB
Trump dan Joe Biden saingan dana kampanye (Foto/BBC Indonesia)
Trump dan Joe Biden saingan dana kampanye (Foto/BBC Indonesia)

BeritaNasional.com - Presiden Joe Biden memperingatkan bahaya mengabaikan perubahan iklim. Ia juga mengatakan, ancaman yang ditimbulkan cuaca ekstrem di Pusat Operasi Penanggulangan Bencana Distrik of Columbia (D.C) berbahaya.

“Musim panas baru saja dimulai. Puluhan juta orang AS sudah mendapat peringatan panas akibat suhu yang memecahkan rekor,” kata Biden.

Dikutip dari VOA, pada akhir Juni, negara bagian-negara bagian di wilayah Selatan AS mencatat suhu mendekati atau melampaui 38 derajat Celsius. Indeks panas mencapai 43 hingga 46 derajat Celsius.

“Mengabaikan perubahan iklim adalah hal yang mematikan, berbahaya, dan tidak bertanggung jawab,” kata Biden. 

“Peristiwa cuaca ekstrem yang dipicu iklim ini tidak hanya berdampak pada kehidupan masyarakat, tetapi juga memerlukan biaya, merugikan perekonomian, dan secara signifikan berdampak negatif terhadap kondisi psikologis masyarakat,” terang Biden.

Menurut Biden, AS menderita kerugian sebesar $90 miliar akibat peristiwa cuaca tahun lalu.

Wali Kota DC, Muriel Bowser, mengatakan dia telah mengumumkan 34 keadaan darurat panas sejak pembukaan pusat penanggulangan bencana di kota itu pada tahun lalu.

Biden juga merujuk pada kebijakan pemerintahannya yang menargetkan perubahan iklim, termasuk Inisiatif Justice 40, yang mengarahkan dukungan lingkungan kepada masyarakat yang kurang mampu, laporan baru dari Badan Perlindungan Lingkungan yang akan mengkaji dampak lanjutan akibat perubahan iklim dan kesehatan,  dan undang-undang infrastruktur bipartisan yang bertujuan menurunkan biaya energi.

Biden juga mengkritik sikap mantan Presiden Donald Trump, pesaingnya dalam pemilu 2024, dan politisi Partai Republik lainnya yang mendukung Trump dalam isu iklim.

“Mereka masih menyangkal adanya peristiwa perubahan iklim… mereka pasti hidup dalam lubang di suatu tempat,” katanya.
 sinpo

Editor: Dyah Ratna Meta Novia
Komentar: