Hari Kebaya Nasional, Peranakan Story Forum Perkenalkan Kebaya Peranakan Tionghoa

Oleh: Dyah Ratna Meta Novia
Selasa, 23 Juli 2024 | 12:04 WIB
Memperingati Hari Kebaya Nasional 2024 (Foto/Willliam)
Memperingati Hari Kebaya Nasional 2024 (Foto/Willliam)

BeritaNasional.com - Randy selaku Perwakilan dari Peranakan Story Forum mengatakan, penting bagi bangsa Indonesia untuk memperingati Hari Kebaya Nasional yang jatuh pada 24 Juli. Oleh karena itu di momen ini, pihaknya memperingati Hari Kebaya Nasional 2024.

Peranakan Story, ujar Randy, merupakan grup pencinta budaya Tionghoa yang berdedikasi untuk menyebarkan kesadaran mengenai kebudayaan peranakan Tionghoa, yang merupakan hasil dari perpaduan kebudayaan China dan Nusantara. 

"Salah satu cara kami melakukannya adalah dengan memperkenalkan kebaya khas perempuan Peranakan Tionghoa dan kain batiknya. Momen ini sangat tepat karena bertepatan dengan Hari Kebaya Nasional 2024," ujar Randy, Selasa (23/7/2024).

"Salah satu kegelisahan kami adalah mengapa hanya Cheongsam atau Qipao yang dianggap mewakili kebudayaan Tionghoa. Padahal, kebaya juga sangat layak menjadi representasi pakaian Tionghoa. Sayangnya, banyak orang yang belum mengetahui hal ini karena pemerintah dan media kurang gencar mempromosikan kebaya sebagai bagian dari budaya Tionghoa. Yang lebih sering dipromosikan adalah kebudayaan China yang masih baru datang ke Indonesia, yang belum melokal dan masih terasa asing," tambah Randy.

Dalam rangka mengangkat kesadaran kebaya sebagai bagian dari budaya Tionghoa, ujar Randy, forumnya mengadakan pertemuan kecil di Vihara Ekayana Grha di Jakarta Barat. 

"Pada acara ini, dibahas kebaya khas perempuan Peranakan Tionghoa dan sedikit berbagi tentang wayang potehi. Semua kegiatan ini kami dokumentasikan dan akan dipublikasikan sebagai video pendek di media sosial," kata Randy.

"Harapannya dengan semakin banyaknya kesadaran mengenai kebaya sebagai pakaian Tionghoa (bersanding dengan Cheongsam), orang akan menyadari bahwa kebudayaan China dan Nusantara bisa bersatu. Dan perpaduan ini bukan terjadi dalam waktu sepuluh sampai dua puluh tahun, melainkan telah berlangsung selama ratusan tahun," kata Randy.

"Melalui Peranakan Story, kami berharap masyarakat semakin mengenal dan mencintai kebudayaan Peranakan Tionghoa, sehingga warisan budaya ini tetap lestari dan dihargai oleh generasi mendatang," ujarnya.

Sementara itu, Elsa Sena yang juga Perwakilan dari Peranakan Story Forum mengatakan, dalam acara Forum Peranakan Story, mengenal kebaya khas peranakan Tionghoa membuat lebih mengenal perkembangan, sejarah, dan keunikan dari kebaya peranakan Tionghoa. "Ini membuat kita semakin aware tentang kebaya juga menjadi pakaian wanita tionghoa pada waktu itu, bahkan sehari-harinya memakai kebaya dan kain."

"Mungkin sekarang ini kebaya dianggap kuno, dianggap pakaian nenek-nenek, tapi melalui acara ini membuka pandangan kita bahwa kebaya mempunyai nilai sejarah dan seni yang tinggi dan bukan pakaian nenek-nenek. Jadi kita sebagai anak muda semakin percaya diri memakai kebaya peranakan," ujar Elsa.

Melalui acara ini kita semakin menumbuhkan rasa cinta terhadap budaya tionghoa dan sadar budaya Indonesia begitu indah serta beranekaragam.

Anggota Peranakan Story Forum, Sandra menambahkan, lewat acara ini kita bisa lebih menghargai budaya leluhur. "Semua footprint budaya yang ditorehkan oleh setiap penggalan perjalanan waktu membuahkan sejarah yang priceless, berharga, yang harus dijaga dan dirawat jika tidak ingin punah tenggelam oleh perubahan kemajuan zaman."

"Indonesia merupakan negara yang luar biasa kaya akan kemajemukan, penduduk berbudi pekerti yang menjunjung tinggi adat istiadat leluhur sekaligus menghargai tanah di mana mereka hidup dan tinggal. Masyarakat Indonesia juga memiliki jiwa yang spiritualis dan sikap yang toleran, menghasilkan citarasa peranakan yang tiada duanya di dunia," pungkas Sandra.sinpo

Editor: Dyah Ratna Meta Novia
Komentar: