Golkar Bicara Peluang PDIP Jadi Anggota KIM Plus, Seperti Apa?

Oleh: Ahda Bayhaqi
Jumat, 02 Agustus 2024 | 12:36 WIB
Ketua Dewan Pembina Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Golkar Idrus Marham. (BeritaNasional/Oke Atmaja).
Ketua Dewan Pembina Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Golkar Idrus Marham. (BeritaNasional/Oke Atmaja).

BeritaNasional.com - Ketua Dewan Pembina Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Golkar Idrus Marham mengungkap NasDem, PKB, dan PKS bisa bergabung menjadi anggota Koalisi Indonesia Maju (KIM) sehingga koalisi akan menjadi KIM Plus. Menurut Idrus ada satu partai lagi yang bisa bergabung, yaitu PDI Perjuangan.

"Ya apakah itu Nasdem, apakah PKB, apakah PKS atau ada partai lain lagi. Ya bahkan PDI-P sekalipun dan lain-lain sebagainya satu kesatuan," ujar Idrus kepada wartawan, dikutip Jumat (2/8/2024).

Idrus menilai tidak mustahil PDIP bergabung dengan KIM. Mengingat asa kekeluargaan untuk sama-sama membangun Indonesia bersama Presiden dan Wakil Presiden terpilih Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.

"Ya kenapa tidak? Toh ini adalah asas kekeluargaan kita satu keluarga besar Indonesia. Kita bangun secara bersama-sama Indonesia di bawah ke pimpinan Prabowo-Gibran," ujarnya.

Sementara itu, Idrus menjelaskan mengapa NasDem, PKB, dan PKS yang hampir pasti bergabung dengan KIM.

NasDem sudah lebih dulu mendekat dengan KIM setelah pertemuan dengan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto usai penetapan presiden terpilih. Begitu juga PKB yang langsung didatangi oleh Prabowo. Sementara, PKS berkembang wacana kerjasama di Pilkada 2024.

"Ya jadi ada ketika itu adalah sekali lagi ada NasDem, ada PKB dan khusus untuk pilkada akhir-akhir ini juga berkembang ada dari PKS," ungkap Idrus.

Idrus mengungkap, nama KIM plus digunakan karena NasDem, PKB, dan PKS belum resmi bergabung dalam koalisi pendukung Prabowo-Gibran. Sehingga masih ditambah embel-embel 'plus'.

"Nah ini kan sudah modal. Lalu ditambah lagi misalkan ya kemungkinan NasDem, kemudian ada PKB, kemudian ada kemungkinan PKS. Nah ini kan sebenarnya masih menggunakan ya KIM plus karena memang belum resmi," kata mantan menteri sosial ini.sinpo

Editor: Harits Tryan Akhmad
Komentar: