Megawati Sebut Ada yang Mau Rebut PDIP, Budi Arie: Jokowi Enggak Pernah Mau

Oleh: Ahda Bayhaqi
Kamis, 15 Agustus 2024 | 09:48 WIB
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. (BeritaNasional/Oke Atmaja).
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. (BeritaNasional/Oke Atmaja).

BeritaNasional.com - Ketua Umum Relawan Pro Jokowi (Projo) Budi Arie Setiadi membantah bahwa Presiden Joko Widodo ingin mengambil alih PDI Perjuangan. Budi meminta jangan asal tuduh.

"Ya tanya aja siapa yang mau ambil alih siapa yang berminat? Jangan main nuduh-nuduh," kata Budi kepada wartawan, dikutip Kamis (15/8/2024).

Budi menegaskan, Jokowi tidak pernah mau merebut partai apapun, termasuk PDI Perjuangan. Ia pun mempertanyakan kenapa Jokowi yang justru diserang.

"Ya penguasa itu siapa? Mau nuduh Pak Jokowi? Pak Jokowi enggak mau. Enggak pernah mau," ujarnya.

Sebelumnya, Megawati Soekarnoputri menegaskan bersedia untuk kembali menjadi ketua umum PDI Perjuangan untuk lima tahun mendatang. Salah satu alasannya, ia mendengar ada pihak-pihak yang ingin mengambil alih PDIP.

"Gue mau pensiun ah. Aku udah punya cicit kan. Lucu banget. Aiiih tahu-tahu disuruh jadi Ketum. Tapi nggak nurut. Eh gitu denger ini akan diambil PDIP. Saya mau jadi Ketum lagi," tegas Megawati dalam pidatonya saat penyerahan rekomendasi calon kepala PDIP di kantor DPP PDIP, Jakarta, Rabu (14/8/2024).

Megawati mengungkap, awalnya memilih untuk pensiun dari dunia politik di usianya yang ke-77. Tetapi banyak kadernya yang memintanya untuk kembali menjadi ketua umum PDIP pada periode berikutnya.

"Umur 77, kalau menurut dari peraturan udah pensiun tahu. Ini kamu, ibu minta untuk jadi Ketum lagi. Kalau orang kan senang banget ya. Aku bilang sama Hasto (Sekjen PDIP), gue pikirin dulu ya to. Gue rasanya pengen juga kumpul sama keluarga. Ini disuruh jadi Ketum lagi. Ketum lagi," kata presiden kelima RI ini.

Namun, Megawati mempertimbangkan kembali untuk memimpin PDIP. Karena mendengar isu-isu ada upaya untuk mengambil alih PDIP.

"Udah gitu sekarang ada orang mau ambil pula PDIP. Aduh gawat," katanyasinpo

Editor: Harits Tryan Akhmad
Komentar: