4 Fakta Kebocoran 6 Juta Data NPWP: Jokowi hingga Budi Arie Ikut Terdampak

Oleh: Tim Redaksi
Jumat, 20 September 2024 | 10:02 WIB
Ilustrasi hacker. (BeritaNasional/Freepik)
Ilustrasi hacker. (BeritaNasional/Freepik)

BeritaNasional.com -  Kebocoran data kembali menjadi isu serius di Indonesia, dengan dugaan bocornya sekitar 6 juta data Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) yang dijual di Breach Forum.

Informasi ini disampaikan oleh Teguh Aprianto, pendiri Ethical Hacker Indonesia, yang mengungkapkan bahwa di antara data tersebut terdapat NPWP dari sejumlah pejabat tinggi negara.

1. Data Pejabat Tinggi yang Terlibat

Di antara data yang bocor, termasuk NPWP Presiden Joko Widodo dan dua anaknya, Gibran Rakabuming Raka serta Kaesang Pangarep. Selain itu, nama Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi serta Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan Menteri lainnya seperti Erick Thohir dan Zulkifli Hasan juga terdaftar.

Data yang bocor, termasuk Nomor Induk Kependudukan (NIK), NPWP, alamat, nomor telepon, dan email, dijual dengan harga sekitar 150 juta rupiah. Teguh menyebutkan bahwa total terdapat 10.000 sampel yang berisi informasi pribadi yang sensitif.

2. Penjual Data dan Tanggal Kebocoran

Data tersebut dijual oleh individu yang dikenal sebagai Bjorka, sosok yang sebelumnya sudah terlibat dalam kebocoran data dari berbagai lembaga negara. 

Data tersebut memiliki ukuran 500 Megabyte dalam format terkompresi dan 2 Gigabyte dalam format tidak terkompresi. Sang hacker menawarkan data ini dengan harga $10.000, atau sekitar Rp 153 juta.

3. Tanggapan Resmi dan Langkah Mitigasi

Direktur Penyuluhan, Pelayanan, dan Hubungan Masyarakat Ditjen Pajak, Dwi Astuti, menyatakan bahwa saat ini tim teknis sedang mendalami informasi kebocoran tersebut. Masyarakat diminta untuk tetap tenang selama proses ini berlangsung.

Presiden Joko Widodo juga telah memberikan tanggapan mengenai isu ini. Ia menginstruksikan beberapa lembaga pemerintah, termasuk Kementerian Kominfo dan Kementerian Keuangan, untuk segera melakukan tindakan mitigasi. "Saya sudah perintahkan untuk memitigasi secepatnya, termasuk BSSN," ungkap Jokowi.

4. Penyebab Potensial Kebocoran

Jokowi menjelaskan bahwa kebocoran data mungkin disebabkan oleh keteledoran dalam pengelolaan password atau penyimpanan data yang tidak aman.

Ia menekankan bahwa masalah kebocoran data bukan hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga merupakan isu global yang dihadapi banyak negara.sinpo

Editor: Imantoko Kurniadi
Komentar: