Satgas Akan Investigasi Cengkeh, Lanjutkan Penanganan Udang Terkontaminasi Cs-137

BeritaNasional.com - Satuan Tugas (Satgas) Cesium-137 segera memulai investigasi terhadap produk cengkeh, sekaligus tetap melakukan penanganan pada kasus kontaminasi udang yang mengandung zat radioaktif Cesium-137 (Cs-137).
"Soal cengkeh akan kami mulai investigasi, sambil terus menangani soal udang," ujar Staf Ahli Kementerian Koordinator Bidang Pangan, Bara Khrishna Hasibuan dikutip dari Antara, Sabtu (4/10/2025).
Bara menjelaskan, Satgas Cs-137 baru menerima laporan dari Pemerintah Amerika Serikat (AS) terkait temuan cengkeh yang mengandung zat radioaktif. Pemerintah Indonesia pun langsung menanggapi laporan tersebut dengan menyiapkan investigasi lebih lanjut.
"Kami baru menerima report dari Pemerintah AS soal komoditas cloves yang contaminted dan baru akan melakukan investigasi soal itu. Selama ini yang kami lakukan adalah penanganan soal product udang yang contaminated," katanya.
Sebelumnya, Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) menemukan paparan Cs-137 pada produk cengkeh asal Indonesia yang dikirim oleh PT NJS. Sebagai respons, FDA memblokir seluruh impor rempah dari perusahaan tersebut.
Kasus ini menambah daftar temuan kontaminasi radioaktif pada produk pangan Indonesia. Pada Agustus lalu, FDA juga mendeteksi Cs-137 pada udang beku ekspor milik PT Bahari Makmur Sejati (BMS).
Pemerintah kemudian membentuk Satgas Penanganan Kerawanan Bahaya Radiasi Cs-137 untuk menelusuri kasus tersebut. Investigasi menemukan bahwa sumber kontaminasi berasal dari pabrik baja PT PMT di kawasan industri Cikande, Serang, Banten, yang menggunakan bahan baku berupa scrap metal atau serbuk besi bekas.
Paparan Cs-137 diduga menyebar melalui udara hingga ke fasilitas pengemasan udang PT BMS yang berjarak kurang dari dua kilometer dari pabrik. Selain itu, pemerintah juga menemukan 14 kontainer scrap dari Filipina di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, yang terdeteksi mengandung Cs-137.
Temuan tersebut memperkuat dugaan bahwa kontaminasi tidak hanya bersumber dari lingkungan sekitar, tetapi juga dari kontainer yang digunakan dalam proses ekspor.
Sumber: Antara
OLAHRAGA | 1 hari yang lalu
PERISTIWA | 2 hari yang lalu
PERISTIWA | 1 hari yang lalu
EKBIS | 2 hari yang lalu
HUKUM | 2 hari yang lalu
POLITIK | 2 hari yang lalu
PERISTIWA | 2 hari yang lalu
OLAHRAGA | 1 hari yang lalu
GAYA HIDUP | 2 hari yang lalu
OLAHRAGA | 2 hari yang lalu