Leony Kritik Anggaran Pemkot Tangsel, Tokoh Muda Ajak Dialog Bukan Sekadar Viral

Oleh: Tim Redaksi
Jumat, 03 Oktober 2025 | 22:27 WIB
Gedung Pemkot Tangsel. (Foto/Pemkot Tangsel)
Gedung Pemkot Tangsel. (Foto/Pemkot Tangsel)

BeritaNasional.com - Artis Leony Vitria menyampaikan kritik mengenai sejumlah kebijakan hingga anggaran Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang Selatan (Tangsel) yang dinilai tidak sebanding dengan alokasi untuk kesejahteraan rakyat.

Sebelumnya, Leony melalui akun Instagram pribadinya menyoroti beberapa kejanggalan dalam anggaran tersebut, seperti tingginya biaya konsumsi rapat dibandingkan anggaran perbaikan jalan dan anggaran besar untuk alat kantor hingga suvenir.

Kritik bermula ketika Leony beberapa waktu sebelumnya mengunggah video menceritakan bahwa dirinya merasa keberatan dengan Pemkot Tangsel, adanya beban BPHTB dalam proses balik nama rumah peninggalan ayahnya.

Mengenai hal tersebut, Tokoh Muda Tangerang Selatan Dadit H. Gani pun turut berkomentar dengan adanya kritik tersebut. Dadit mengapresiasi atas pendapat yang di sampaikan oleh Leony.

Namun, ia menyebut bahwa alangkah baiknya jika hal ini tidak hanya sebatas viral di media sosial, tetapi bisa menjadi momentum untuk bisa berdiskusi dengan pihak Pemkot Tangsel untuk membantu mencari solusinya.

"Sehingga hal ini harus dibicarakan dan disampaikan kepada pemerintah kota dan stakeholder lainnya agar kita semua bisa berkolaborasi dalam mencari solusi bersama sama," kata Dadit, Jumat (3/10/2025).

Menurutnya, sebagian wilayah Tangsel memang didominasi oleh beberapa pengembang, namun masih banyak pemukiman dan perkampungan yang padat penduduk dengan fasilitas dan infrastruktur serta masalah yang kompleks berada dan diapit oleh komplek atau cluster mandiri.

Ia menjelaskan bahwa Kota Tangerang Selatan merupakan kota otonom yang baru lahir di tahun 2008 hasil pemekaran dari Kabupaten Tangerang. Justru, menurutnya menjadi pekerjaan yang tidak mudah bagi Pemerintah Kota yang masih berumur 17 tahun ini untuk mengejar pembangunan pada area-area lain.

"Agar gap kesenjangan antara kawasan pengembang dan pemukiman padat penduduk tidak semakin jauh dan tertinggal," katanya.

Dadit pun mengapresiasi langkah Pemkot Tangsel dalam membuat, menjaga, membersihkan dan merawat fasilitas maupun infrastruktur pada kawasan-kawasa pemukiman padat penduduk, meskipun masih banyak yang harus dilakukan.

Ia menyebut bahwa kesenjangan sosial merupakan masalah klasik kota kota besar, termasuk di Kota Jakarta. Namun, Dadit mengatakan bahwa Pemkot Tangsel bisa turut hadir dan memberikan perubahan secara bertahap.

"Ini merupakan tugas kita bersama untuk berkolaborasi demi kenyamanan kita semua," katanya.

Dadit sebagai tokoh muda pun mendorong agar berbagai dinamika yang terjadi di Tangsel bisa dikomunikasikan secara arif dan dikolaborasikan bersama-sama dengan Pemkot.

"Karena, jika hanya sebatas viral dan akhirnya membuat situasi tidak kondusif di tengah masyarakat, maka kita semua yang akan merugi," kata dia.

Menurutnya, Tangerang Selatan bukan hanya kawasan-kawasan modern dengan cluster-cluster mandiri, tapi juga pemukiman padat penduduk yang memiliki masalah sosial yang kompleks.

"Dan ini perlu kita selesaikan sebagai tanggungjawab moral bersama," ujarnya.sinpo

Editor: Harits Tryan
Komentar: