Korea Selatan Menghadapi Tantangan Demografis, Kelahiran Meningkat tapi Kematian Naik

Oleh: Tim Redaksi
Rabu, 25 September 2024 | 19:46 WIB
Ilustrasi tingkat kelahiran bayi di Korea Selatan. (BeritaNasional/Freepik)
Ilustrasi tingkat kelahiran bayi di Korea Selatan. (BeritaNasional/Freepik)

BeritaNasional.com -  Jumlah bayi yang lahir di Korea Selatan pada Juli mengalami peningkatan signifikan, mencatat kenaikan terbesar dalam 12 tahun, di tengah tantangan demografis akibat rendahnya tingkat kelahiran dan penuaan populasi.

Berdasarkan data dari Statistik Korea yang dirilis pada Rabu (25/9/2024), sebanyak 20.601 bayi lahir pada bulan Juli, meningkat sebesar 7,9 persen atau setara dengan 1.516 bayi dibandingkan tahun lalu. Ini adalah lonjakan terbesar sejak 2012, ketika terdapat tambahan 1.959 kelahiran.

Kenaikan ini dipicu oleh banyak pasangan yang memutuskan untuk menikah antara paruh kedua 2022 dan paruh pertama 2023 setelah sebelumnya menunda pernikahan akibat pandemi COVID-19. Meski demikian, jumlah kelahiran selama tujuh bulan pertama 2024 masih turun 1,2 persen menjadi 137.913, sejalan dengan penurunan angka kesuburan.

Tingkat kesuburan total, yang mencerminkan rata-rata jumlah anak yang mungkin dilahirkan oleh seorang perempuan sepanjang hidupnya, mencapai rekor terendah sebesar 0,71 pada kuartal kedua 2024. Angka ini jauh di bawah ambang 2,1 kelahiran per perempuan yang diperlukan untuk menjaga stabilitas populasi tanpa imigrasi.

Statistik Korea juga melaporkan bahwa jumlah kematian pada Juli meningkat tipis 0,4 persen menjadi 28.240, sementara total populasi berkurang sebanyak 7.639 orang. Sejak kuartal keempat 2019, jumlah kematian telah melampaui jumlah kematian bayi baru lahir.

Di sisi lain, angka pernikahan meningkat pesat, dengan 18.811 pasangan menikah pada Juli, mencatat kenaikan 32,9 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Ini adalah lonjakan terbesar sejak 1981, saat data mulai dikumpulkan. Namun, jumlah perceraian juga meningkat 5,9 persen menjadi 7.939 pasangan.

Perubahan demografis yang terjadi di Korea Selatan sangat dipengaruhi oleh generasi muda yang memilih untuk menunda atau tidak menikah, serta menghindari memiliki anak. Faktor-faktor seperti harga rumah yang tinggi dan kondisi pasar kerja yang sulit menjadi alasan utama.

Korea Selatan diperkirakan akan menjadi negara dengan populasi lansia pada tahun 2072, dengan rata-rata usia penduduk meningkat menjadi 63,4 tahun, dibandingkan 44,9 tahun pada 2022. Populasi negara ini diprediksi akan menyusut dari 52 juta menjadi sekitar 36 juta pada tahun 2072, setelah mencapai puncaknya pada 2020.sinpo

Editor: Imantoko Kurniadi
Komentar: