MPR Tegaskan Hanya Hapus Nama Soeharto, Bukan Cabut TAP MPR tentang KKN

Oleh: Ahda Bayhaqi
Senin, 30 September 2024 | 08:00 WIB
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo Berikan Surat Pencabutan Nama Soeharto dari TAP MPR RI. (BeritaNasional/Elvis)
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo Berikan Surat Pencabutan Nama Soeharto dari TAP MPR RI. (BeritaNasional/Elvis)

BeritaNasional.com - Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI menegaskan tidak mencabut TAP MPR Nomor 11 Tahun 1998 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi, Nepotisme (KKN). Karena TAP MPR tersebut bukan hanya terkait Presiden Soeharto.

"TAP MPR-nya tidak dicabut, karena memang dia tidak hanya terkait pak Harto kan," ujar Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid kepada wartawan, dikutip Senin (30/9/2024).

Pada TAP MPR tersebut, MPR hanya mencabut penyebutan nama Soeharto dalam Pasal 4. Alasannya, penegakan hukum sudah dilakukan.

"Yang dicabut itu hanya penyebutan nama pak Harto di situ karena terkait dengan Pak Harto kan sudah dilakukan penegakan hukum dilakukan," ujar Hidayat.

MPR menganggap TAP MPR tersebut sudah terlaksana secara hukum dan juga sudah dinyatakan tidak berlaku. Sehingga MPR menegaskan menghapus nama Soeharto dalam TAP MPR Nomor 11 tahun 1998.

"Tentang penyebutan pak Harto saja tapi TAP nya masih berlaku," ujar Hidayat.

Sementara itu sebelumnya, Siti Hediati Hariyadi (Titiek) mengucapkan terima kasih atas upaya MPR yang menghapus nama Presiden ke-2 Soeharto dalam Ketetapan (TAP) MPR Nomor 11 Tahun 1998.

Ketetapan itu berkaitan dengan perintah atau amanat untuk menyelenggarakan pemerintahan yang bersih tanpa Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN).

“Kami mewakili keluarga besar Pak Harto menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pimpinan MPR,” ujar Titiek di kompleks parlemen, Senayan, Sabtu (28/9/2024).

“Yang telah secara bulat berkeputusan untuk mencabut nama Pak Harto, mantan Presiden RI kedua, dari Ketetapan MPR,” imbuhnya.

Dirinya juga meminta maaf atas kekurangan yang ada dalam diri Soeharto. Ia mengakui ada hal-hal yang tidak berkenan tersisa di hati masyarakat.

“Pasti yang sempurna hanya Allah semata, jadi pasti dalam perjalanan beliau memimpin bangsa ini ada hal-hal yang tidak berkenan di hati masyarakat,” tuturnya.sinpo

Editor: Harits Tryan Akhmad
Komentar: