Jakarta Jalankan Inovasi Penanggulangan DBD

Oleh: Sri Utami Setia Ningrum
Jumat, 04 Oktober 2024 | 13:11 WIB
Ilustrasi nyamuk aedes aegypti. (Foto/freepik)
Ilustrasi nyamuk aedes aegypti. (Foto/freepik)

BeritaNasional.com -  Pemerintah DKI Jakarta meluncurkan program penanggulangan Demam Berdarah Dengue (DBD) menggunakan nyamuk Aedes Aegypti ber-Wolbachia di Taman Agro Eduwisata GSG RW 7 Kembangan Jakarta Barat, Jumat (4/10/2024). Wali Kota Jakarta Barat Uus Kuswanto mengatakan Jakarta Barat telah ditetapkan menjadi menjadi salah satu lokasi implementasi dalam penanggulangan DBD menggunakan metode Wolbachia. Kecamatan Kembangan menjadi lokasi pertama implementasi program ini di wilayah Provinsi DKI Jakarta.

"Kegiatan penanggulangan DBD dengan metode Wolbachia di Jakarta Barat  sudah dimulai sejak wilayah ini dinyatakan sebagai salah satu lokasi implementasi program tersebut pada 2023," ujarnya.

Pelaksanaan program ini berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1341 Tahun 2022 tentang Penyelenggaraan Implementasi Wolbachia sebagai Inovasi Penanggulangan Dengue. Jakarta Barat terpilih sebagai salah satu dari lima kota terpilih selain Semarang, Bandung, Kupang, dan Bontang.

"Kami melakukan pelatihan bagi para kader Jumantik (Juru Pemantau Jentik) agar mereka dapat membantu pemahaman warga terhadap program ini. Sosialisasi dan edukasi dilakukan secara masif di seluruh wilayah Jakarta Barat dengan berbagai metode, baik tatap muka langsung, media sosial, webinar, pemberian leaflet, serta melalui kanal informasi lainnya," kata Uus.

Pemerintah juga melakukan pendataan Orang Tua Asuh (OTA). Ota merupakan anggota masyarakat yang telah memahami tugasnya untuk menjaga ember-ember berisi telur nyamuk ber-Wolbachia. Hingga kini, jumlah OTA di wilayah Kembangan Utara sebanyak 1.185. 

"Mereka yang bersedia untuk dititipkan telur nyamuk ber-Wolbachia"

Ia menerangkan Kecamatan Kembangan dipilih sebagai lokasi pertama pelepasan nyamuk ber-Wolbachia karena memiliki angka DBD tertinggi pada 2023 dengan insidens rate 54,1 per 100.000 penduduk. 

"Kecamatan Kembangan memiliki kepadatan penduduk yang cukup tinggi, warga masyarakatnya dikenal guyub dan suka bergotong royong, sehingga secara prinsip warga disini menerima dengan baik pelepasan nyamuk Aedes Aegypti ber-Wolbachia," ujarnya.

Peningkatan kasus DBD di Jakarta Barat pada 2024 telah terjadi mulai Februari dan mencapai puncaknya pada April sebanyak 799 kasus. Pada Maret sampai Juni 2024, jumlah kasus berada di atas nilai maksimal lima tahun terakhir. Selanjutnya, kasus mulai menurun pada Juli dan pada September tercatat sebanyak 73 kasus.

Sementara itu  Plt Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Yudhi Pramono menjelaskan Wolbachia merupakan bakteri alami yang umum ditemukan di hewan arthropoda atau serangga yang mampu menghambat replikasi virus Dengue di dalam tubuh nyamuk. Penelitian di Yogyakarta membuktikan teknologi ini mampu menurunkan 77% angka kejadian kasus Dengue dan mengurangi pasien masuk rumah sakit sebesar 86%.

"Saya berharap pilot project teknologi Wolbachia di Kota Administrasi Jakarta Barat bisa menjadi momentum untuk menunjukkan bahwa pengendalian dengue dapat berhasil bila menjadi komitmen bersama antara Pemerintah Pusat dan Daerah serta stokholder terkait," terangnya

Kementerian Kesehatan telah mengadopsi teknologi Wolbachia dengan melakukan pilot projek di lima kota yakni Semarang, Jakarta Barat, Bandung, Kupang dan Bontang. Selain itu juga telah menyiapkan telur ber-Wolbachia dari Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, pelatihan petugas lapangan, tenaga koordinator lapangan, Uji Quality Assurance, Quality Control oleh UGM, tas Jumantik untuk kader, serta 30 ribu ember Wolbachia. sinpo

Editor: Sri Utami Setia Ningrum
Komentar: