Apa Itu Sindrom Kepala Meledak? Gangguan Orang yang Sulit Tidur

Oleh: Tim Redaksi
Minggu, 13 Oktober 2024 | 02:00 WIB
Ilustrasi sindrom kepala meledak. (Foto/Freepik)
Ilustrasi sindrom kepala meledak. (Foto/Freepik)

BeritaNasional.com - Sindrom kepala meledak atau exploding head Syndrome (EHS) merupakan gangguan yang membuat seseorang tidak bisa tidur. 

Jenis suara yang didengar seperti dengingan hingga ledakan biasanya berlangsung beberapa detik atau terdengar mendadak.

Dikutip dari laman Primaya Hospital, EHS adalah salah satu bentuk parasomnia yang tidak seharusnya terjadi dalam siklus tidur Anda. 

Pada EHS, Anda akan merasakan mendengar suara yang amat keras sesaat sebelum anda tertidur atau saat anda terbangun di malam hari. Rasanya seolah-olah terjadi ledakan dalam kepala.

Berdasarkan penelitian, wanita lebih sering mengalaminya dibanding laki-laki walaupun sampai saat ini belum diketahui jumlah pastinya. 

Ditemukan usia paling muda 10 tahun, namun pada usia diatas 50 tahun lebih banyak terjadi. “Rata-rata kejadian onset saat usia 58 tahun,” ujar Dokter Lilir.

Ciri-ciri Sindrom Kepala Meledak

Gejala sindrom kepala meledak ini tidak seperti namanya karena penderita Exploding Head Syndrome (EHS) tidak merasakan nyeri kepala.

Para ahli menyatakan ada beberapa kemungkinan penyebab sindrom kepala meledak antara lain kejang parsial pada bagian lobus temporal otak, pergeseran bagian kecil dalam tuba eustachius di telinga tengah ataupun stres atau kecemasan yang berlebihan.

Meskipun begitu ada kemungkinan penyebab lain dari suara keras tersebut seperti penyakit gangguan tidur lainnya, efek samping obat yang sedang diminum, kondisi psikologis lainnya ataupun akibat dari penyalahgunaan alkohol dan obat terlarang.

Tips Hindari Sindrom Kepala Meledak

Sindrom kepala meledak ini tidak diperlukan tes khusus EHS. Namun jika benar-benar mengganggu maka kemungkinan dokter akan menyarankan pemeriksaan Polysomnography (PSG).

PSG adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk menegakkan diagnosa gangguan tidur. Alat tersebut akan merekam gelombang otak, denyut jantung, pola nafas serta gerakan tangan dan kaki Anda selama tidur.

Ada beberapa macam diagnosis banding pada sindrom kepala meledak atau Exploding Head Syndrome (EHS) diantaranya adalah nocturnal headache atau tipe nyeri kepala malam hari (hypnic headache, cluster headaches dan migrain). 

Kelainan pada rongga subarachnoid otak, tumor otak. Semua hal tersebut biasanya disertai nyeri kepala intensitas sedang hingga berat.

Tips Hindari Sindrom Kepala Meledak

EHS dapat terjadi saat Anda kurang tidur, maka dianjurkan cukup tidur yaitu 6-8 jam tiap malam.

Lakukanlah relaksasi seperti berjalan kaki sejenak, membaca sebelum tidur, mandi air hangat, beribadah atau apapun yang bisa membuat anda rileks.sinpo

Editor: Tarmizi Hamdi
Komentar: