PAUD Jadi Gerbang Pertama Pembentukan Anak Cerdas, Sehat, dan Bermoral

Oleh: Tim Redaksi
Minggu, 20 Oktober 2024 | 01:30 WIB
Keceriaan anak-anak PAUD mengikuti edukasi keselamatan kebakaran. (BeritaNasional/Elvis Sendouw)
Keceriaan anak-anak PAUD mengikuti edukasi keselamatan kebakaran. (BeritaNasional/Elvis Sendouw)

BeritaNasional.com - Kepala Pusat Riset Pendidikan Badan Riset dan Inovasi Nasional (Pusrisdik BRIN) Trina Fizzanty menegaskan pentingnya Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sebagai periode emas yang menentukan masa depan anak.

Menurut dia, tantangan signifikan yang dihadapi saat ini adalah kesenjangan akses pendidikan antara daerah perkotaan dan pedesaan.

Rendahnya anggaran untuk PAUD yang berdampak pada kualitas pembelajaran, kurikulum yang inklusif, kompetensi guru, serta manajemen kelembagaan. 

Hal ini disampaikan Trina pada forum diskusi yang membahas tentang pandangan dan praktik pengembangan anak usia dini di Jepang dan Indonesia, pada Selasa (15/10/2024).

“Oleh karena itu, diperlukan riset-riset yang memberikan pemahaman utuh tentang pendidikan pra sekolah ini. PAUD sangat penting untuk membangun masa depan Indonesia, serta menjadi fondasi untuk mengembangkan individu yang cerdas, sehat, dan bermoral,” jelasnya 

Ia juga menjelaskan, program PAUD merupakan salah satu bentuk investasi pengembangan SDM. Program ini juga memegang peranan penting dalam membentuk karakter dan kemampuan dasar anak.

Berkaitan erat dengan pertumbuhan dan perkembangannya, sehingga menjadi fondasi terpenting dalam menopang kehidupan anak. 

“Di Indonesia, penguatan sistem pendidikan nasional untuk anak usia dini dan pendidikan dasar belum menjadi skala prioritas, dalam memastikan setiap anak mendapatkan hak pendidikan yang berkualitas. Kesenjangan akses pendidikan antara daerah perkotaan dan pedesaan, serta rendahnya anggaran, berdampak pada kualitas pembelajaran dan kurikulum,” katanya.

Fuminori Nakatsubo, Profesor asal Jepang yang menjadi pembicara kali ini menjelaskan tentang pengembangan holistik PAUD di Jepang. 

“Riset kami  berfokus pada kasus kompetisi kelas untuk anak usia lima tahun dalam program Undhokai. Undhokai, sebagai rangkaian kegiatan publik dalam rangka Hari Olahraga yang dilakukan pada akhir pekan saat warga dan anak-anak berkumpul di sekolah,” terangnya. 

Undhokai muncul di Jepang sekitar 1880, ia menerjemahkannya dengan Undo yang berarti olahraga dan gerakan, sedangkan Kai dalam bahasa Jepang berarti berkumpul.

“Di beberapa sekolah, Undokai diadakan pada Mei, dan program ini sebagai sarana integrasi yang lebih baik antara siswa dan guru,” jelasnya. 

Lebih lanjut ia menjelaskan, pada saat Undokai, semua siswa berpartisipasi dalam berbagai acara olahraga kompetisi kelas atau tim, seperti lari estafet, tarik tambang, jalur rintangan. 

“Ada juga kumitaiso yakni sebuah formasi senam di mana siswa saling memanjat untuk membentuk piramida, tamaire, dan kegiatan lainnya. Bahkan aktivitas menyenangkan untuk anak dan orang tua, misalnya pertunjukan tari, yang biasanya diadakan di halaman sekolah,” paparnya. 

Ia menegaskan, Undhokai merupakan ajang pendidikan untuk membangun karakter yang kuat dalam memupuk semangat persatuan. 

Pembicara selanjutnya yakni Vina Adriany Direktur SEAMEO CECCEP, yang menjelaskan bahwa organisasinya ini sebagai perkumpulan antar pemerintah di Asia Tenggara. 

“Tujuan dibentuknya organisasi ini untuk meningkatkan kerja sama di bidang pendidikan, ilmu pengetahuan, dan budaya. SEAMEO CECCEP didirikan pada 1965 yang berlokasi di Bangkok, Thailand, dan mengawasi 26 pusat regional di kawasan Asia Tenggara,” ungkapnya.

Lebih spesifik lagi, ia menjelaskan perkembangan anak usia dini yang berkualitas menjadikan tingkat pengembalian investasi dalam pendidikan usia tersebut bagi anak-anak kurang mampu, adalah 7-10% per tahun. Ini melalui hasil yang lebih baik dalam pendidikan, kesehatan, kemampuan bersosialisasi, produktivitas ekonomi, dan pengurangan kejahatan. 

“PAUD yang berkualitas bagi anak-anak kurang mampu sejak lahir hingga usia lima tahun dapat sekaligus mengurangi ketimpangan dan meningkatkan produktivitas. Karena perkembangan anak usia dini dapat menjadi ruang untuk mempromosikan, mencapai keadilan sosial, serta kesetaraan sosial,” ujarnya. 

Pembicara berikutnya Yendri Wirda Peneliti Pusrisdik BRIN, menekankan pentingnya PAUD pada zaman keemasan atau disebut dengan Golden Age. Menurutnya, lantaran pada masa ini pertumbuhan otak sangat pesat dibanding masa sesudahnya. 

“Stimulasi yang tepat pada masa emas, berdampak positif pada kesiapan anak bersekolah. Juga, kemampuan untuk tumbuh dan berkembang pada aspek kognitif, sosial emosional, fisik, bahasa, moral, dan agama. Hal ini berpeluang untuk meraih keberhasilan di masa-masa setelahnya sampai dewasa,” urainya.

Yendri menegaskan lagi, di Indonesia dipastikan seluruh anak laki-laki dan perempuan memperoleh akses terhadap perkembangan, perawatan, dan pendidikan PAUD yang bermutu.

”Tentunya untuk menjamin kesiapan anak memasuki pendidikan dasar,” pungkasnya.

 sinpo

Editor: Tarmizi Hamdi
Komentar: