Israel Serang Beirut Selatan Setelah Beberapa Jam Tenang

Oleh: Sri Utami Setia Ningrum
Jumat, 25 Oktober 2024 | 14:01 WIB
Ilustrasi Beirut (BeritaNasional/Freepik)
Ilustrasi Beirut (BeritaNasional/Freepik)

BeritaNasional.com -  Pesawat tempur Israel kembali melakukan serangan udara pada Kamis waktu setempat di wilayah Beirut selatan setelah beberapa jam keadaan cukup tenang.

Kantor Berita Nasional milik Lebanon melaporkan jet tempur Israel melakukan dua serangan terhadap sebuah bangunan di kawasan Chouaifet El Aamroussieh.

Sebelumnya, militer Israel memeringatkan penghuni bangunan di lingkungan Haret Hreik untuk meninggalkan tempat menyusul akan adanya serangan udara.

"Kepada semua orang yang tinggal di pinggiran selatan, khususnya di gedung yang ditandai pada peta terlampir dan bangunan sekitar Haret Hreik: Anda tinggal di dekat fasilitas Hizbullah yang akan segera menjadi sasaran tentara Israel," kata juru bicara militer Avichay Adraee kepada penduduk melalui pernyataan di media sosial X.

Adraee memaksa para penghuni untuk mengosongkan bangunan dan sekitarnya, memerintahkan mereka untuk menjauh setidaknya 500 meter.

Dia juga melampirkan peta yang menunjukkan empat bangunan di Haret Hreik, Al-Laylaki dan Borj El Brajneh.

Wilayah pinggiran selatan Beirut, juga dikenal dengan sebutan Dahieh, yang menjadi kubu Hizbullah.

Haret Hreik, yang terletak di jantung pinggiran kota, meliputi area seluas 1,82 kilometer persegi.

Dikutip dari Antara, Jumat (25/10/2024) area padat penduduk ini digambarkan sebagai benteng politik kelompok Lebanon, yang menampung kantor-kantor keamanan dan politiknya, termasuk pusat komando, kantor-kantor parlemen, dan Dewan Syura.

Israel telah melancarkan serangan udara besar-besaran di Lebanon sejak bulan lalu terhadap apa yang diklaim sebagai target Hizbullah dalam eskalasi dari perang lintas batas selama setahun antara Israel dan Hizbullah sejak dimulainya serangan brutal Israel di Jalur Gaza.

Israel memperluas konflik tahun ini dengan meluncurkan serangan darat ke Lebanon selatan pada 1 Oktober.sinpo

Editor: Sri Utami Setia Ningrum
Komentar: