Mendikdasmen Gandeng Polri Bangun Karakter Peserta Didik
BeritaNasional.com - Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti mengatakan pihaknya akan menggandeng multipihak untuk menekan angka kasus kekerasan pada guru.
Menurut Mu'ti, kasus kekerasan seperti yang dialami oleh Supriyani guru di Kabupaten Konawe Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara, juga ditemui di wilayah lain. Kasus serupa menjadi sinyal pentingnya membangun karakter peserta didik termasuk penyelesaian kasus tersebut harus dimulai dari hulu dengan menggandeng multipihak.
“Kasus seperti Supriyani itu bukan hanya beliau saja. Kasus seperti itu kan juga terjadi di tempat lain. Karena itu kami ingin menyelesaikannya dari hulu. Kalau diselesaikan secara kasuistik terus, itu kan mesti akan terus menerus terjadi. Dan ini memang menjadi tantangan kita bersama-sama,” kata Mu'ti dikutip dari Antara, Kamis (31/10/2024).
Mu'ti usai pertemuan dengan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf di Kantor PBNU Pusat, Rabu (30/10/2024) menyebut salah satu pihak yang akan digandeng yakni Polri. Kerja sama ini diharapkan tidak hanya membahas seputar penyelesaian persoalan kekerasan di kalangan pelajar, namun juga pembinaan karakter peserta didik.
“Kami sudah komunikasi non-formal dengan Pak Kapolri terkait dengan persoalan ini dan Insya Allah dalam pekan-pekan ini, kalau waktunya cocok kami akan bertemu dengan Pak Kapolri membicarakan persoalan-persoalan tersebut,” ucapnya.
Selain menggandeng Polri, ia pun mengatakan tidak menutup kemungkinan akan menekan angka kasus kekerasan pada guru melalui pendekatan pendidikan berbasis komunitas, termasuk dengan menggandeng Nahdlatul Ulama (NU).
Organisasi ini disebut telah mengembangkan program Gerakan Keluarga Maslahat PBNU yang salah satu segmennya terkait pendidikan di lingkungan komunitas.
“Tadi juga Gus Yahya menyampaikan bahwa penguatan pendidikan karakter dan penanganan masalah serupa juga bisa dilakukan dengan pendidikan berbasis komunitas. Jadi Kalau di sekolah diajari baik-baik, ya, di masyarakatnya harus mendukung juga,” ujarnya.
Pada kesempatan itu, Gus Yahya menerangkan program Gerakan Keluarga Maslahat PBNU tersebut memungkinkan masalah serupa diantisipasi dengan pendekatan dari dalam komunitas, berupa pemberian pendampingan, penguatan serta pelatihan agar meningkatkan keterlibatan anggota untuk pengembangan pendidikan anak yang lebih produktif.
4 bulan yang lalu
HUKUM | 21 jam yang lalu
POLITIK | 2 hari yang lalu
OLAHRAGA | 1 hari yang lalu
OLAHRAGA | 2 hari yang lalu
GAYA HIDUP | 2 hari yang lalu
OLAHRAGA | 1 hari yang lalu
HUKUM | 1 hari yang lalu
OLAHRAGA | 2 hari yang lalu
HUKUM | 1 hari yang lalu
POLITIK | 2 hari yang lalu