Profil Natalius Pigai: Dari Tukang Parkir Menjadi Menteri Hak Asasi Manusia
BeritaNasional.com - Natalius Pigai, seorang aktivis hak asasi manusia berpengalaman, kini didapuk menjadi Menteri Hak Asasi Manusia oleh Presiden Prabowo.
Pigai dikenal sebagai suara lantang dalam memperjuangkan hak-hak masyarakat terpinggirkan di Indonesia. Harapan besar tertumpu pada kepemimpinannya untuk memperbaiki situasi hak asasi manusia (HAM) di tanah air, terutama dalam melindungi kelompok rentan.
Latar Belakang Natalius Pigai
Sebagai putra Papua, pengalaman hidup Pigai di daerah yang memiliki sejarah panjang terkait isu HAM memberinya pemahaman mendalam tentang tantangan yang dihadapi masyarakat.
Tumbuh di tengah isu sosial dan keadilan, ia mengembangkan perspektif tajam terhadap ketimpangan dan pelanggaran HAM yang sering kali menimpa masyarakat adat dan kelompok minoritas.
Dengan latar belakang ini, Pigai kini siap membawa perubahan signifikan dalam perlindungan HAM di Indonesia.
Pendidikan dan Karier Awal
Pigai mengungkapkan bahwa ia pernah bekerja sebagai tukang parkir di Departemen Tenaga Kerja di Kalibata, Jakarta.
"Saya mungkin tidak terlalu banyak membaca bahan-bahan yang disediakan oleh kami, karena saya sendiri berasal dari tukang parkir, Pak. Dulu di Depnakertrans, Transmigrasi, Kalibata itu, saya tukang parkir, juru parkir," kata Pigai di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (31/10/2024).
Setelah masa kerjanya sebagai tukang parkir, Pigai melanjutkan kariernya sebagai karyawan honorer hingga berhasil mengikuti ujian CPNS. Ia kemudian diangkat sebagai PNS dengan tugas sebagai staf pengantar surat.
Selanjutnya, Pigai menjadi staf khusus sebelum akhirnya menjabat sebagai pimpinan Komnas HAM. Kini, ia mendapatkan kepercayaan dari Presiden Prabowo Subianto untuk menjabat sebagai Menteri HAM.
Pendidikan Pigai juga terbilang mentereng, putra Papua ini memulai pendidikan tingginyai di Universitas Cenderawasih, sebelum melanjutkan studi di Universitas Indonesia dengan fokus pada kebijakan publik dan hukum.
Karier di Komnas HAM
Pada tahun 2012, Pigai diangkat sebagai Komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM). Selama masa jabatannya hingga 2017, ia dikenal sebagai sosok yang vokal dalam menyuarakan ketidakadilan, terutama di Papua.
Ia menangani berbagai kasus pelanggaran HAM, termasuk kekerasan yang dilakukan aparat keamanan dan perlindungan hak-hak buruh migran, yang mengukuhkan posisinya sebagai tokoh HAM yang dihormati.
Pengangkatan sebagai Menteri HAM
Perjuangan Pigai di bidang HAM membuahkan hasil dengan pengangkatannya sebagai Menteri Hak Asasi Manusia pada tahun 2024.
Keputusan presiden ini disambut baik oleh aktivis HAM dan masyarakat luas, dengan harapan kementerian di bawah kepemimpinannya akan lebih inklusif dalam melindungi hak-hak masyarakat, terutama kelompok rentan.
Visi dan Prioritas
Dalam pidatonya pasca-pelantikan, Pigai menekankan komitmennya untuk memperjuangkan hak-hak dasar masyarakat. Ia berencana memperkuat mekanisme pengaduan HAM dan memastikan akses yang lebih baik bagi korban untuk mendapatkan keadilan.
Salah satu program prioritasnya adalah membentuk satuan tugas khusus untuk menangani pelanggaran HAM di daerah konflik, serta mempercepat reformasi birokrasi agar penanganan kasus HAM lebih responsif.
Pigai juga menyatakan niatnya untuk bekerja sama dengan organisasi non-pemerintah dan masyarakat sipil guna memperbaiki kondisi HAM di Indonesia. Ia mengajak publik untuk ikut mengawasi kinerja kementerian agar transparansi dan akuntabilitas tetap terjaga.
Tantangan dan Harapan ke Depan
Menjabat sebagai Menteri HAM adalah tugas yang penuh tantangan, terutama di tengah isu-isu kompleks yang ada. Pigai menyadari banyaknya hambatan yang harus dihadapi, mulai dari pelanggaran struktural hingga perlindungan hak-hak minoritas.
Namun, ia optimis bahwa sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan organisasi HAM dapat mendorong perubahan positif dalam perlindungan HAM di Indonesia.
Pigai menegaskan pentingnya mengingat bahwa hak asasi manusia adalah fondasi dari keadilan. "Indonesia yang adil tidak akan tercapai tanpa penghormatan terhadap hak asasi manusia," ungkapnya dalam sambutannya.
Dengan demikian, Natalius Pigai kini berada di garis depan perjuangan HAM di Indonesia, dan publik menaruh harapan besar padanya untuk menciptakan perubahan nyata dalam penegakan hak asasi manusia di tanah air.
Nailil Hikmah / Magang
4 bulan yang lalu
HUKUM | 1 hari yang lalu
POLITIK | 2 hari yang lalu
PERISTIWA | 3 jam yang lalu
OLAHRAGA | 2 hari yang lalu
OLAHRAGA | 2 hari yang lalu
GAYA HIDUP | 2 hari yang lalu
POLITIK | 14 jam yang lalu
OLAHRAGA | 2 hari yang lalu
HUKUM | 1 hari yang lalu
HUKUM | 2 hari yang lalu