Partisipasi Pilkada Turun, DPR: Mungkin Keserentakan Munculkan Anomali

Oleh: Ahda Bayhaqi
Minggu, 01 Desember 2024 | 13:13 WIB
Gedung DPR RI. (BeritaNasional/Elvis).
Gedung DPR RI. (BeritaNasional/Elvis).

BeritaNasional.com -  Ketua Komisi II DPR Rifqinizamy Karsayuda menduga rendahnya partisipasi pemilih saat Pilkada 2024 disebabkan okeh dekatnya jadwal dengan Pilpres dan Pileg 2024 lalu.

Pilpres dan pileg yang dilaksanakan pada Februari 2024 atau tahun yang sama dengan pilkada, dinilai memberi pengaruh terhadap partisipasi publik dalam pemilihan. Oleh karena itu Komisi II DPR akan mengkaji kembali keserentakan pemilu.

"Kami sedang mencermati apakah dengan keserentakan pemilihan yang kita lakukan justru menimbulkan anomali terhadap partisipasi masyarakat atau misalnya dekatnya jadwal pileg, pilpres dengan pilkada itu juga membuat dorongan partisipasi pemilih menjadi rendah," ujar Rifqi melalui keterangannya, Minggu (1/12/2024).

Rifqi juga melihat ada limitasi terhadap kandidat, yakni calon yang telah terpilih sebagai anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi dan kabupaten/kota berdasarkan peraturan KPU harus mundur sebelum dilantik.

"Hal-hal seperti ini membuat kontestasi terbatas dalam konteks para kandidat dan bisa jadi kalau kita melakukan riset mendalam berpengaruh terhadap dukungan publik dalam konteks Pilkada," kata Rifqi.

Sebelumnya, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) akan melakukan evaluasi penyelenggaraan Pilkada serentak 2024. Sebab tingkat partisipasi pemilih mengalami penurunan.

"Ya kami lagi evaluasi tentang partisipasi pemilih ya, terutama di Jakarta yang mengalami penurunan," ujar Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (28/11/2024).

Salah satu daerah yang terjadi penurunan tingkat partisipasi pemilih adalah Jakarta. Dasco mengatakan, situasi yang sama tidak hanya terjadi di Jakarta saja. Di beberapa daerah juga mengalami penurunan, salah satunya karena faktor cuaca.

"Karena cuaca terutama terjadi hujan lebat dan lain-lain. Sehingga partisipasi pemilih itu turun seperti di Batam kan monitor, Kepulauan Riau misalnya itu hujan lebat sekali," kata Dascosinpo

Editor: Sri Utami Setia Ningrum
Komentar: