Menteri Budaya: Candi Brahu Jadi Salah Satu Fokus Perhatian

Oleh: Dyah Ratna Meta Novia
Selasa, 10 Desember 2024 | 07:00 WIB
Menteri Kebudayaan Fadli Zon kunjungi Candi Brahu (Foto/Kementerian Kebudayaan)
Menteri Kebudayaan Fadli Zon kunjungi Candi Brahu (Foto/Kementerian Kebudayaan)

BeritaNasional.com - Menteri Kebudayaan Fadli Zon melakukan kunjungan kerja ke Pusat Informasi Majapahit dan Candi Brahu yang merupakan bagian wilayah kerja Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XI, Jawa Timur.

Kunjungan ini bertujuan untuk meninjau langsung upaya pelestarian serta memberikan arahan strategis terkait pengembangan dan pemanfaatan warisan budaya Majapahit sebagai bagian dari amanat Undang-Undang Pemajuan Kebudayaan.
 
“Pusat Informasi Majapahit ini merupakan zona inti di mana kita dapat menyaksikan berbagai peninggalan sejarah, termasuk prasasti, arca, dan patung-patung yang berasal dari era Majapahit bahkan sebelum itu. Ini adalah pusaka yang sangat penting dan harus kita lestarikan, kembangkan, manfaatkan, dan di bina sesuai dengan amanat undang-undang,” ujar Fadli Zon.
 
Ia juga menyoroti potensi kawasan Trowulan untuk diusulkan menjadi Warisan Budaya Dunia (World Heritage) UNESCO. “Tentu ini membutuhkan proses panjang, tetapi kawasan ini masih terus dilakukan penelitian dan ekskavasi. Misalnya, Candi Brahu yang berada di Desa Bejijong, dikenal sebagai salah satu candi tertua dengan konstruksi bata dari abad ke-10, tepatnya sekitar tahun 939,” terangnya.

Candi Brahu, yang telah mengalami dua kali renovasi pada tahun 1920-an dan 1990-1993, juga menjadi salah satu fokus perhatian. 

Fadli Zon menyampaikan rencana revitalisasi candi ini, termasuk pembebasan lahan untuk memperluas kawasan pelestarian. Saat ini, area sekitar candi masih terbatas pada satu hektar, namun diharapkan dengan adanya pembebasan lahan, kawasan ini dapat dimanfaatkan untuk kegiatan seni budaya, kuliner, pariwisata, dan lainnya. 

Ia menekankan pentingnya penguatan literasi dan edukasi tentang warisan budaya kepada generasi muda. “Generasi milenial dan Gen Z punya potensi besar untuk mengapresiasi budaya, tetapi sering kali informasi yang tersedia terbatas. Di sinilah tugas Kementerian Kebudayaan untuk mensosialisasikan kekayaan warisan budaya kita, termasuk situs-situs purbakala dan melalui pameran di museum-museum,” jelasnya.

Ia juga mendorong pemanfaatan teknologi informasi digital untuk meningkatkan daya tarik dan aksesibilitas situs-situs budaya. “Dengan melihat audio visual, masyarakat dari berbagai daerah dapat tertarik untuk datang. Ini menjadi salah satu cara kita membangun apresiasi terhadap budaya kita dan menjadikannya benteng pertahanan budaya dari pengaruh luar,” katanya.sinpo

Editor: Dyah Ratna Meta Novia
Komentar: