Pasukan Israel Tolak Tinggalkan Suriah

Oleh: Dyah Ratna Meta Novia
Senin, 16 Desember 2024 | 06:00 WIB
Pasukan Israel tolak tinggalkan Suriah (Foto/Irfan New Boys)
Pasukan Israel tolak tinggalkan Suriah (Foto/Irfan New Boys)

BeritaNasional.com - Kantor PM Israel Benjamin Netanyahu mengatakan,  pasukan Israel akan tetap berada di sebuah zona penyangga Suriah yang berdekatan dengan Dataran Tinggi Golan sampai pasukan Suriah dapat menjamin keamanan di sana. Mereka menolak meninggalkan Suriah.

Pasukan Israel bergerak maju dari wilayah mereka di Dataran Tinggi Golan memasuki zona penyangga dan wilayah Suriah setelah pemberontak menggulingkan Presiden Suriah Bashar al-Assad.

“Israel tidak mengizinkan kelompok-kelompok jihad untuk mengisi kekosongan itu dan mengancam komunitas Israel di Dataran Tinggi Golan dengan serangan seperti pada 7 Oktober,” kata kantor Netanyahu.

Langkah Israel itu telah dikritik oleh PBB sebagai pelanggaran terhadap perjanjian 1974 yang menetapkan jalur yang memisahkan pasukan Israel dan Suriah dengan zona penyangga yang dipantau PBB di antara keduanya. Padahal seharusnya Israel meninggalkan Suriah.

Prancis, Iran, Rusia, Turki dan Arab Saudi juga mengkritik langkah Israel yang tidak mau meninggalkan Suriah. 

Komandan utama pejuang Suriah yang menyingkirkan Assad mengatakan, siapa pun yang terlibat dalam penganiayaan dan pembunuhan orang-orang yang ditahan Assad semasa pemerintahan tangan besinya akan diburu, dan tidak akan ada ampunan bagi mereka.

“Kami akan mengejar mereka di Suriah, dan kami akan meminta negara-negara agar menyerahkan mereka yang melarikan diri agar kami dapat mencapai keadilan,” kata Abu Mohammed Al Golani dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan di kanal Telegram televisi pemerintah Suriah.

Sumpah Golani untuk membalas dendam terhadap para pembantu Assad atas penganiayaan dan pembunuhan itu dilontarkan sementara dunia mengawasi untuk melihat apakah penguasa baru Suriah dapat menstabilkan negara itu setelah perang saudara antargolongan dan etnis selama hampir 14 tahun telah membuat negara itu terjerumus dalam kekacauan.

Mohammed Al Bashir ditempatkan para pejuang Jolani untuk memimpin pemerintahan sementara hingga 1 Maret, memohon jutaan pengungsi agar kembali, menciptakan persatuan dan memberikan layanan dasar. Tetapi pembangunan kembali negara itu merupakan tugas sangat berat dengan sangat sedikitnya dana yang tersedia.

“Di dalam brankas, hanya ada beberapa pound Suriah yang nilainya kecil atau tidak ada sama sekali. Satu dolar AS dapat membeli 35 ribu koin kami,” kata Bashir kepada harian Italia Corriere della Sera.

“Kami tidak memiliki valuta asing, dan terkait kredit dan surat-surat berharga, kami masih mengumpulkan data. Jadi ya, secara finansial, kondisi kami sangat buruk,” kata Bashir dikutip dari VOA.

Tetapi Bashir mengatakan aliansi pimpinan Islamis yang menggulingkan Assad akan menjamin hak semua kelompok agama. “Tepatnya karena kami Islami, kami akan menjamin hak semua orang dan semua kelompok di Suriah,” kata Bashir.


 sinpo

Editor: Dyah Ratna Meta Novia
Komentar: