Menaker Yassierli: 2025 Menjadi Titik Kritis Menuju Indonesia Emas

Oleh: Tim Redaksi
Sabtu, 11 Januari 2025 | 22:09 WIB
Presiden Indonesia periode 2024-2029, Prabowo Subianto. (BeritaNasional/Oke Atmaja)
Presiden Indonesia periode 2024-2029, Prabowo Subianto. (BeritaNasional/Oke Atmaja)

BeritaNasional.com -  Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli menyatakan bahwa Semester I 2025 merupakan periode krusial untuk menentukan apakah Indonesia Emas pada 2045 dapat tercapai.

"Titik kritis apakah capaian 2045 Indonesia Emas itu akan tercapai atau tidak, persimpangan jalannya itu ada di 2025 ini," ujar Menaker Yassierli di Padang, Sumatera Barat, dikutip dari Antara, Sabtu (11/1/2025).

Pernyataan tersebut disampaikan Menaker dalam acara silaturahmi dan dialog nasional yang diadakan oleh alumni Universitas Andalas (Unand), dengan tema "Penguatan Aspek Ketenagakerjaan Dalam Mendukung Pertumbuhan Ekonomi Nasional."

Menurut Menaker, ada dua faktor utama yang membuat tahun 2025 menjadi penentu bagi tercapainya Indonesia Emas pada 2045. Faktor pertama adalah keterbatasan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), dan faktor kedua adalah kondisi ekonomi global yang sedang tidak dalam keadaan stabil.

"Ada kontraksi ekonomi dan ketidakpastian geopolitik internasional," jelas Menaker.

Oleh karena itu, ia menambahkan, apabila Indonesia berhasil melewati tahun 2025 dengan melaksanakan agenda strategis Presiden Prabowo dengan baik, maka ekonomi Indonesia diperkirakan akan tumbuh hingga delapan persen pada tahun 2026, 2027, dan seterusnya.

Dalam kesempatan tersebut, Menaker juga memaparkan beberapa target prioritas Presiden Prabowo di sektor ekonomi. Salah satu prioritasnya adalah swasembada pangan, yang bertujuan untuk membangun ketahanan pangan, khususnya untuk komoditas seperti padi, jagung, singkong, kedelai, dan tebu.

Menaker juga menjelaskan bahwa Presiden Prabowo memiliki visi untuk menjadikan Indonesia sebagai pemimpin dalam energi hijau dunia, dengan mengembangkan produk biodiesel dan bioavtur dari kelapa sawit serta memanfaatkan potensi panas bumi.

Selanjutnya, pemerintah berencana untuk memperkuat sektor hilirisasi dan industrialisasi, termasuk dengan melanjutkan hilirisasi nikel dan memperluas hilirisasi bauksit, tembaga, timah, produk agro, hingga produk maritim.

Terakhir, dalam sektor pariwisata, Indonesia menargetkan kedatangan wisatawan mancanegara antara 14,6 hingga 16 juta orang, dengan pergerakan wisatawan domestik diprediksi mencapai 1,08 miliar kunjungan.sinpo

Editor: Imantoko Kurniadi
Komentar: