Pram-Rano Targetkan Jakarta Masuk 58 Besar IKG

Oleh: Lydia Fransisca
Selasa, 21 Januari 2025 | 17:51 WIB
Monas ikon kota Jakarta. (BeritaNasional/Oke Atmaja).
Monas ikon kota Jakarta. (BeritaNasional/Oke Atmaja).

BeritaNasional.com -  Gubernur dan Wakil Gubernur DKI terpilih Pramono Anung-Rano Karno menargetkan Jakarta berada masuk 50 besar dalam Indeks Kota Global (IKG) pada 2029. Hal ini diungkapkan langsung  pakar tata kota Nirwono Joga. 

Ia mengatakan, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) DKI hanya menargetkan Jakarta masuk di 58 besar. Namun, Pramono yakin Jakarta bisa masuk ke dalam 50 besar pada 2029 mendatang.

"Dari hitungannya Bappeda kemarin, mereka masih yakin itu hanya di 58. Makanya tentu kan perlu terobosan nih, karena Mas Pram sudah bilang 50, akselerasi apa yang harus dilakukan supaya kita bisa loncat lagi dari 58 target Bappeda ke 50, itu PR utamanya," kata Nirwono dalam paparannya, Selasa (21/1/2025).

Nirwono yang juga masuk dalam Tim Transisi Pram-Rano ini juga menuturkan, Jakarta masih berada di posisi 74 dalam IKG 2024. Posisi ini membuat Jakarta berada di urutan 74 di dunia, kalah jauh dibandingkan Singapura yang ada di urutan 7 dan Bangkok di 45.

"Manila 70, Kuala Lumpur 72. Nah, kalau kita ingat pada waktu kampanye kemarin, Mas Pram sudah menjanjikan tahun 2029 kita masuk 50 besar. Lompatannya cukup banyak," terangnya. 

"Tapi pertimbangannya lebih kepada kenapa kok 50 misalnya? Kok ambisius sekali? Tidak. Karena patokannya ada di nomor 2, Bangkok, Bangkok itu di posisi 45. Kalau kita 50 masih realistis, masih oke," sambungnya.

Oleh karena itu, dia berharap aktivitas bisnis di Jakarta harus bertaraf internasional agar IKG bisa tercapai. Selanjutnya, kualitas sumber daya manusia juga berpengaruh dalam penghitungan IKG.

Faktor ketiga yang memengaruhi IKG adalah pertukaran informasi dan pertukaran budaya. Terakhir, faktor yang mempengaruhi IKG adalah interaksi politik. 

"Nah, pertukaran budaya itu apa? Kegiatan seni, olahraga. Ini tantangan terbesar buat Jakarta. Karena apa? Contoh kasus misalnya, jangan sampai kejadian ada konser bertaraf internasional batal gara-gara demo sekelompok pihak. Ada ormas demo, itu akan menurunkan angka di pengalaman budaya," paparnya. 

"Pertandingan olahraga, misalnya. Mohon maaf kemarin, ada kesebelasan dari Israel, terus akhirnya batal, itu nggak bisa kalau kita bicara di pertukaran budaya tadi, syarat internasional tidak boleh dibataskan. Jadi teman-teman media punya PR bagaimana melobi teman-teman PKS, misalnya. Supaya kalau ada kegiatan-kegiatan internasional, tidak di-demo oleh teman-teman ormas," tukasnya. sinpo

Editor: Sri Utami Setia Ningrum
Komentar: