Mengenal Asteroid 2024 YR4 yang Diprediksi Menghantam Bumi pada 2032

BeritaNasional.com - Sebuah asteroid yang baru-baru ini ditemukan memiliki potensi risiko yang sedikit lebih tinggi untuk bertabrakan dengan Bumi. Asteroid yang diberi nama 2024 YR4 ini memiliki kemungkinan sekitar 2,3% untuk menghantam Bumi pada 22 Desember 2032.
Dilansir dari situs resminya pada Jumat (14/2/2025), NASA terus mengamati jalur orbit asteroid ini dan memperbarui perkiraan risikonya.
Persentase kemungkinan tabrakan ini meningkat dari perkiraan sebelumnya yang hanya 1,2% setelah dilakukan pengamatan terbaru.
Para astronom menyatakan bahwa risiko tabrakan asteroid 2024 YR4 bisa berubah seiring bertambahnya data pengamatan.
Semakin banyak data yang dikumpulkan, pemahaman mengenai ukuran dan lintasan asteroid ini akan semakin akurat, sehingga perhitungan risiko tabrakan dengan Bumi dapat dilakukan dengan lebih tepat.
Sebagai contoh, asteroid Apophis yang sempat diperkirakan akan menjadi ancaman besar akhirnya dinyatakan memiliki risiko tabrakan yang rendah setelah pengamatan lebih lanjut.
"Semakin banyak data yang kami kumpulkan, semakin akurat perkiraan posisi dan jalur lintasan asteroid ini," demikian pernyataan dalam situs resmi NASA.
Mereka juga optimistis kemungkinan tabrakan akan terus berkurang seiring akumulasi data yang lebih lengkap.
Tentang Asteroid 2024 YR4
Asteroid 2024 YR4 diperkirakan memiliki lebar antara 40 hingga 90 meter, setara dengan ukuran bangunan besar. Menurut Dr. Paul Chodas dari Pusat Studi Objek Dekat Bumi (CNEO) di Laboratorium Propulsi Jet NASA, ukuran pastinya belum dapat ditentukan secara akurat karena masih dalam tahap pengamatan lanjutan menggunakan beberapa teleskop.
Jika asteroid ini lebih besar dari perkiraan, dampaknya dapat menimbulkan kerusakan parah dalam radius 50 kilometer dari lokasi tabrakan, terutama karena kecepatan masuknya ke atmosfer yang mencapai 17 kilometer per detik (38.028 mil per jam).
Menurut Badan Antariksa Eropa (ESA), asteroid dengan ukuran seperti ini bisa menghantam Bumi setiap beberapa ribu tahun sekali dan dapat menyebabkan kerusakan lokal yang signifikan.
Sebagai contoh, pada tahun 1908, asteroid selebar 30 meter menghantam kawasan Sungai Podkamennaya Tunguska di Siberia, Rusia, yang meratakan hutan seluas 2.150 kilometer persegi.
Sementara itu, pada tahun 2013, asteroid berdiameter 20 meter meledak di atmosfer di atas Chelyabinsk, Rusia, dengan kekuatan setara 20-30 kali bom atom, menyebabkan kerusakan bangunan dan melukai lebih dari 1.000 orang.
Asteroid 2024 YR4 pertama kali terdeteksi oleh Teleskop ATLAS di Rio Hurtado, Chili, pada 27 Desember 2024.
Sistem peringatan otomatis segera mengeluarkan alarm karena asteroid ini memiliki kemungkinan kecil untuk bertabrakan dengan Bumi pada 2032. Akibatnya, asteroid ini masuk daftar prioritas tinggi di daftar risiko milik ESA dan NASA.
Sejak awal Januari, para astronom menggunakan berbagai teleskop seperti Observatorium Magdalena Ridge di New Mexico, Teleskop Denmark, dan Teleskop Sangat Besar di Chili untuk memantau pergerakan asteroid ini.
Saat ini, asteroid tersebut berada lebih dari 45 juta kilometer dari Bumi dan terus menjauh. Karena jaraknya yang semakin jauh dan terlihat semakin redup, para ilmuwan harus menggunakan teleskop yang lebih besar untuk melanjutkan pengamatan.
Asteroid ini diperkirakan akan tetap bisa diamati hingga awal April sebelum menghilang di balik orbit Matahari dan baru akan mendekati Bumi lagi pada 2028.
NASA dan ESA terus memantau ribuan asteroid yang berada di dekat Bumi. Meskipun beberapa asteroid sulit dideteksi karena ukurannya, perkembangan teknologi survei dan misi pencarian asteroid di masa depan diharapkan dapat membantu mendeteksi objek-objek yang sebelumnya tidak terpantau.
Dua kelompok respons asteroid internasional yang berada di bawah naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah diaktifkan untuk menanggapi ancaman dari asteroid ini. Kedua kelompok tersebut adalah Jaringan Peringatan Asteroid Internasional yang dipimpin oleh NASA dan Kelompok Penasihat Perencanaan Misi Luar Angkasa yang diketuai oleh ESA.
Jaringan Peringatan Asteroid Internasional bertugas mengoordinasikan organisasi-organisasi yang melakukan pelacakan dan pengamatan lebih lanjut terhadap asteroid ini. Jika diperlukan, mereka juga akan merancang strategi untuk menilai dampak potensial dan menyiapkan langkah-langkah mitigasi.
Sementara itu, Kelompok Penasihat Perencanaan Misi Luar Angkasa akan mengevaluasi opsi untuk mencegah tabrakan jika asteroid 2024 YR4 tetap dianggap sebagai ancaman.
Tindakan mitigasi yang mungkin diambil antara lain adalah mengubah jalur orbit asteroid atau mengevakuasi area yang diperkirakan akan terdampak.
Mereka akan terus memantau perkembangan situasi dan dijadwalkan mengadakan pertemuan lagi pada akhir April atau awal Mei untuk meninjau kembali rekomendasi yang diperlukan.
Menurut Davide Farnocchia, ilmuwan dari JPL dan CNEOS, jika asteroid ini tetap menjadi ancaman, tindakan pencegahan dapat dipertimbangkan. Namun, saat ini fokus utama adalah memantau pergerakannya dan mengurangi ketidakpastian posisinya pada 2032 sehingga risiko dampak dapat diminimalkan.
(Red/Muhammad Dzaki Ramadhan)
8 bulan yang lalu
PERISTIWA | 1 hari yang lalu
HUKUM | 17 jam yang lalu
EKBIS | 2 hari yang lalu
PERISTIWA | 1 hari yang lalu
OLAHRAGA | 2 hari yang lalu
EKBIS | 18 jam yang lalu
POLITIK | 2 hari yang lalu
HUKUM | 18 jam yang lalu
HUKUM | 15 jam yang lalu
OLAHRAGA | 1 hari yang lalu