Pemimpin Geng Ditembak Mati di Pengadilan Sri Lanka, Pelaku Menyamar sebagai Pengacara

Oleh: Tarmizi Hamdi
Jumat, 21 Februari 2025 | 22:00 WIB
Ilustrasi penembakan. (Foto/Freepik)
Ilustrasi penembakan. (Foto/Freepik)

BeritaNasional.com - Seorang pemimpin geng terkenal di Sri Lanka, Sanjeewa Kumara Samararathne, tewas ditembak di dalam gedung pengadilan di Kolombo, Rabu (20/2/2025).

Dilansir dari BBC News pada Jumat (21/2/2025), insiden ini dilakukan oleh seorang pria bersenjata yang menyamar sebagai pengacara dan menggunakan pistol revolver yang diselundupkan dalam sebuah buku berlubang oleh seorang wanita yang kini masih buron.

Pemimpin geng yang lebih dikenal sebagai Ganemulle Sanjeewa itu sedang dikawal oleh belasan polisi untuk menghadiri persidangan saat penembakan terjadi. Ia langsung dilarikan ke rumah sakit, namun dinyatakan meninggal setibanya di sana.

Sanjeewa sebelumnya ditahan sejak penangkapannya pada September 2023 dan merupakan tersangka dalam beberapa kasus pembunuhan.

Pelaku penembakan sempat melarikan diri, tetapi akhirnya berhasil ditangkap oleh polisi. Identitasnya masih simpang siur karena ia diketahui menggunakan beberapa nama.

Sementara itu, polisi juga mengidentifikasi seorang wanita bernama Pinpura Dewage Ishara Sewwandi (25) sebagai sosok yang membantu penyelundupan senjata ke dalam gedung pengadilan.

Saat ini, pihak berwenang menawarkan hadiah bagi siapa pun yang memberikan informasi tentang keberadaannya.

Polisi juga telah menahan seorang anggota kepolisian dan pengemudi van yang diduga membantu kedua tersangka dalam melancarkan aksi penyerangan ini.

Penembakan ini merupakan bagian dari rangkaian aksi kekerasan antar-geng yang terus meningkat di Sri Lanka. Hingga tahun ini, setidaknya sembilan orang telah tewas dalam insiden serupa.

Situasi ini pun menjadi sorotan di parlemen, dengan salah satu anggota parlemen oposisi menyebut kekerasan geng sebagai “masalah keamanan utama” di negara itu.

Menteri Kesehatan dan Media Massa Nalinda Jayatissa menegaskan  pemerintah akan mengambil langkah serius untuk menindak organisasi kriminal bawah tanah.

Selain itu, insiden ini juga memicu evaluasi besar-besaran terhadap keamanan di gedung pengadilan.

Sebagai respons atas insiden ini, pemerintah telah menerapkan protokol keamanan baru di pengadilan, termasuk menempatkan petugas bersenjata saat mengawal tahanan tertentu.

Menteri Kehakiman Harshana Nanayakkara menyebut bahwa sebelumnya petugas bersenjata tidak diizinkan berada di dalam ruang sidang. Namun, kebijakan tersebut kini direvisi demi mencegah kejadian serupa terulang.

Penembakan ini kembali menegaskan meningkatnya eskalasi kekerasan geng di Sri Lanka dan menjadi ujian bagi pemerintah dalam menegakkan hukum serta menjaga stabilitas keamanan di negara tersebut.sinpo

Editor: Tarmizi Hamdi
Komentar: