Rakernas Pemuda Tani, Budisatrio Djiwandono Tekankan Pentingnya Regenerasi Petani

Oleh: Tim Redaksi
Minggu, 23 Februari 2025 | 19:05 WIB
Ketua Umum DPP Pemuda Tani Indonesia Budisatrio Djiwandono. (Foto/Istimewa).
Ketua Umum DPP Pemuda Tani Indonesia Budisatrio Djiwandono. (Foto/Istimewa).

BeritaNasional.com - Ketua Umum DPP Pemuda Tani Indonesia Budisatrio Djiwandono secara resmi membuka Rakernas Pemuda Tani Indonesia di Jakarta Convention Center (JCC), Minggu (23/2/2025).

Dalam sambutannya, Budi Djiwandono menegaskan pentingnya regenerasi petani untuk memastikan swasembada pangan dan mendorong Indonesia jadi lumbung pangan dunia.

Budi Djiwandono menyampaikan kekhawatirannya dan menyebut umur rata-rata petani Indonesia mencapai di atas 50 tahun yang menimbulkan tantangan tersendiri di sektor tersebut.

Bila tidak ada regenerasi ia khawatir sektor pertanian nasional tidak terurus yang berdampak pada jumlah produksi pangan. Menurutnya masalah inilah yang kemudian melatarbelakangi berdirinya Pemuda Tani Indonesia.

"Salah satu tantangan besar juga di dunia pertanian adalah umur para petani yang kalau kita rata-ratakan mungkin sudah lebih dari 50 tahun, dan pertanyaannya ke depan bila Ini berlanjut, bila tidak ada anak-anak muda di Indonesia yang ingin atau mau menekuni dunia pertanian siapa yang akan ngurusin, yang akan memproduksi pangan bagi kita semua," ujarnya dalam Agrinnovation Conference dan Rakernas Pemuda Tani di JCC Senayan, Jakarta Pusat, Sabtu (22/2/2025).

Sementara itu, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Rachmat Pambudy menyatakan isu menuanya petani bukan hanya dialami Indonesia. Ia menilai hal tersebut terjadi karena keterlambatan atau bahkan tidak adanya regenerasi.

"Aging farmer bukan hanya dihadapi kita saja, hampir seluruh dunia menghadapi yang namanya aging farmer, dan aging farmer adalah gejala alamiah di mana para petani menjadi tua dan karena tidak ada regenerasi atau terlambat, maka petani tetap tua dan tetap bertani," jelas Rachmat.

Ia mencontohkan Australia, Jepang, hingga Amerika Serikat (AS) yang menghadapi persoalan sama, bahkan rata-rata usia petani di Jepang disebut tembus 70 tahun. Meski begitu Rachmat menyebut Indonesia mengalami fenomena regenerasi petani baru yang mulai terjadi beberapa tahun ke belakang.

"Ini tidak hanya dilakukan di Indonesia saja yang petaninya sudah mendekati 50 tahun atau rata-rata sudah di atas 50 tahun. Yang jelas adalah petani di Australia demikin, di Jepang juga sudah 70 tahunan, di Amerika juga demikian. Tapi yang saya surprises adalah di Indonesia justru timbul petani-petani baru. Timbul adanya petani-petani generasi baru," tutupnyasinpo

Editor: Harits Tryan Akhmad
Komentar: