Fakta Manfaat ASI, Cegah Kanker Pada Anak

BeritaNasional.com - Dalam fase awal kehidupan manusia Tuhan menciptakan seorang anak bersama ibunya. Ibu pun ditakdirkan mengasihi sang anak salah satunya dengan memberikan Air Susu Ibu (ASI). Asi memiliki manfaat yang luar biasa yang tidak bisa digantikan dengan apa pun.
Studi terbaru menyatakan, ASI tak hanya berperan penting bagi tumbuh kembang anak. ASI disebut mampu menurunkan risiko anak terkena kanker saat ia telah dewasa.
Menyusui disebut melindungi bayi dari kanker seperti leukimia/kanker darah. Menurut para ahli, seorang ibu harus menyusui anak setidaknya selama enam bulan untuk menurunkan risiko leukemia yakni jenis kanker yang paling umum pada anak-anak dan remaja.
Berikut tiga fakta terkait ASI dan kanker:
1.Meningkatkan kekebalan tubuh
Menyusui memang memberikan perlindungan terhadap leukemia karena faktor-faktor yang meningkatkan kekebalan tubuh. Seperti diketahui bahwa menyusui selalu dikaitkan dengan manfaat kesehatan yang luar biasa bagi bayi baru lahir dan bayi.
Dari perlindungan terhadap beberapa penyakit dan gangguan jangka pendek dan jangka panjang, menyusui juga menurunkan risiko asma, obesitas, diabetes tipe 1, dan sindrom kematian bayi mendadak. Menurut para ahli, bayi yang disusui juga lebih kecil kemungkinannya mengalami infeksi telinga dan sakit perut. Namun, hal itu juga dapat memberikan perlindungan terhadap kanker, terutama leukemia
Leukemia, kanker darah, adalah jenis kanker yang paling umum pada anak-anak dan remaja. Sebagian besar anak yang terkena leukemia memiliki jenis yang dikenal sebagai leukemia limfositik akut.
Menurut para dokter, meskipun hubungan antara pemberian ASI yang tidak memadai dan peningkatan risiko kanker pada anak-anak di kemudian hari masih menjadi subjek penelitian yang sedang berlangsung, bukti saat ini menunjukkan bahwa pemberian ASI dapat berperan dalam menurunkan risiko kanker tertentu. Meskipun mekanisme pastinya belum sepenuhnya dipahami.
2. Komponen bioaktif
Para ahli mengatakan ada kombinasi faktor yang mungkin bertanggung jawab atas rendahnya risiko kanker pada anak-anak yang disusui.
ASI mengandung faktor-faktor peningkat kekebalan tubuh, faktor pertumbuhan, dan hormon yang dapat membantu dalam pengembangan sistem kekebalan tubuh anak, yang berpotensi memberikan perlindungan terhadap pertumbuhan sel abnormal yang dapat menyebabkan kanker,” kata Dr. Afshan Maniyar, MBBS, MS, seorang obgyn di Ruby Hall Clinic.
“Selain itu, komponen bioaktif dalam ASI diyakini memengaruhi mikrobioma dan respons kekebalan tubuh anak, yang selanjutnya berkontribusi pada kesehatan jangka panjang,” tambahnya.
3. ASI mengandung antibodi, mengurangi respons peradangan, mencegah infeksi, bertindak sebagai prebiotik yang meningkatkan mikrobioma usus yang sehat, dan juga memengaruhi kadar pH lambung, yang semuanya berperan penting dalam meningkatkan kesehatan tubuh anak-anak.
Namun, menurut Dr. Maniyar, gaya hidup dan gen berperan penting dalam terkena kanker di tahun-tahun berikutnya. "Meskipun menyusui dikaitkan dengan hasil kesehatan yang positif, termasuk penurunan risiko beberapa kanker, faktor gaya hidup, genetika, dan pengaruh lingkungan lainnya juga berperan penting dalam perkembangan kanker di kemudian hari," tambahnya.
Jangka waktu
Menurut para ahli, ibu perlu menyusui anak setidaknya selama enam bulan. Penelitian mengatakan 15 hingga 20% dari semua kasus leukemia anak dapat dicegah dengan menyusui setidaknya selama setengah tahun atau lebih. Beberapa penelitian lain juga menemukan bahwa menyusui setidaknya selama enam bulan dikaitkan dengan penurunan risiko.
Meskipun para ahli percaya ASI menurunkan risiko kanker, bukan berati pemberian susu formula meningkatkan risiko kanker pada anak-anak.
Tidak ada studi indikatif yang menunjukkan bahwa susu formula bayi menyebabkan kanker jenis apa pun. Namun, memasukkan susu formula ke dalam pola makan bayi mengubah mikrobioma usus, yang pada gilirannya dapat memengaruhi cara sistem kekebalan tubuh merespons patogen.
Pada bayi baru lahir yang mengonsumsi susu formula, ditemukan kandungan asam linoleat dan asam linolenat lebih tinggi dibandingkan bayi yang mengonsumsi ASI. Asam linoleat dan asam linolenat diduga merupakan faktor yang dapat memicu kanker darah.
8 bulan yang lalu
EKBIS | 2 hari yang lalu
OLAHRAGA | 2 hari yang lalu
OLAHRAGA | 1 hari yang lalu
POLITIK | 2 hari yang lalu
EKBIS | 2 hari yang lalu
HUKUM | 2 hari yang lalu
OLAHRAGA | 1 hari yang lalu
OLAHRAGA | 2 hari yang lalu
DUNIA | 2 hari yang lalu
POLITIK | 2 hari yang lalu