Selasa, 04 Maret 2025
JADWAL SALAT & IMSAKIAH
Imsak
00:00
Subuh
00:00
Zuhur
00:00
Ashar
00:00
Magrib
00:00
Isya
00:00

Jangan Abai, Stres Bisa Rusak Gigi

Oleh: Sri Utami Setia Ningrum
Senin, 03 Maret 2025 | 06:00 WIB
Ilustrasi (BeritaNasional/Pixabay)
Ilustrasi (BeritaNasional/Pixabay)

BeritaNasional.com -  Stres ternyata bisa memengaruhi kesehatan rongga mulut khususnya gigi kamu. Stres adalah respons terhadap rangsangan merugikan. Stres berkaitan dengan kesehatan yang baik, yang diperlukan untuk mengatasi tantangan kehidupan sehari-hari.

Namun, ada kalanya stres terjadi dengan intensitas yang berlebihan. Masalah dimulai ketika respons stres tidak sesuai dengan intensitas tantangan. Stres psikologis dapat menurunkan regulasi respons imun seluler.

Komunikasi antara sistem saraf pusat dan sistem kekebalan terjadi melalui sinyal dua arah dari jaringan kompleks yang menghubungkan sistem saraf, endokrin, dan kekebalan. Stres mengganggu homeostasis jaringan ini, yang pada gilirannya, mengubah fungsi kekebalan tubuh.

Stres dapat mengganggu proses berjalannya komunikasi antara kedua sistem tersebut. Pada akhirnya, terjadilah perubahan pada fungsi kekebalan tubuh.

Ketika fungsi kekebalan menurun, bakteri berbahaya dalam mulut jadi lebih mudah menyerang gigi dan gusi. Salah satunya dampaknya adalah peningkatan risiko terhadap penyakit periodontal (penyakit gusi)

Melansir Hello Sehat, penelitian terbaru menunjukkan stres dapat menjadi salah satu faktor yang bisa memerparah kondisi penyakit periodontal. Penyakit ini menjadi salah satu penyebab utama gigi copot pada orang dewasa.

Stres dan penyakit periodontal

Meski belum ditemukan kaitan yang pasti, mekanisme kemunculan penyakit periodontal akibat stres terjadi dalam beberapa kemungkinan berikut.

1. Perubahan endokrin

Endokrin merupakan sekumpulan kelenjar dan organ yang berfungsi untuk memproduksi hormon. Adanya perubahan pada endokrin dapat memengaruhi respons jaringan mulut terhadap bakteri.

Ketika seseorang stres berlebihan, tubuh jadi lebih banyak memproduksi hormon kortisol. Hormon kortisol yang meningkat dapat mengganggu fungsi sel T dalam memerangi bakteri atau virus.

2. Perubahan asupan makanan

Stres dapat memicu orang-orang untuk melakukan kebiasaan yang tak sehat, termasuk ketika memilih makanan. Biasanya, mereka lebih banyak mengonsumsi makanan tinggi karbohidrat dan tinggi gula sebagai pengalihan stres.

Padahal jenis makanan tersebut lebih mudah menempel pada gigi. Bila kebiasaan ini tidak disertai dengan menjaga kebersihan gigi, maka plak akan menumpuk dan menimbulkan masalah pada gigi dan gusi di kemudian hari.

3. Merokok

Kebiasaan lainnya yang juga kerap jadi pelarian seseorang dari stres yang ia alami adalah merokok. Nikotin yang terkandung dalam rokok ternyata dapat menyebabkan vasokonstriksi.

Vasokonstriksi adalah proses penyempitan pembuluh darah yang terjadi karena rangsangan tertentu. Dalam hal ini, pelepasan adrenalin dan noradrenalin bisa menjadi penyebabnya.

Kondisi ini membuat aliran nutrisi ke jaringan gusi melalui pembuluh darah jadi terhambat. Selain itu, fungsi neutrofil pada mulut untuk melawan infeksi juga jadi terganggu.

4. Kebiasaan menggeretakkan gigi

Kebanyakan orang tanpa sadar mengepalkan rahang kuat-kuat gara-gara hati dongkol dilanda stres yang berkepanjangan. Beberapa orang lainnya mungkin juga sekaligus menggemeretakkan gigi secara bersamaan.sinpo

Editor: Sri Utami Setia Ningrum
Komentar: