Selasa, 18 Maret 2025
JADWAL SALAT & IMSAKIAH
Imsak
04:30
Subuh
04:40
Zuhur
12:01
Ashar
15:11
Magrib
18:04
Isya
19:13

Perubahan Berat Badan Ekstrem pada Penderita Obesitas Tingkatkan Risiko Kematian

Oleh: Tarmizi Hamdi
Minggu, 16 Maret 2025 | 23:00 WIB
Ilustrasi kelebihan berat badan. (Foto/Freepik)
Ilustrasi kelebihan berat badan. (Foto/Freepik)

BeritaNasional.com - Penelitian terbaru menemukan bahwa perubahan berat badan yang ekstrem pada seorang obesitas dengan riwayat penyakit kardiovaskular secara signifikan meningkatkan risiko kematian.

Dilansir dari BBC News pada Minggu (16/3/2025), penelitian yang dilakukan Universitas Anglia Ruskin (ARU) ini menganalisis data dari 8.297 peserta di Inggris yang terdaftar dalam studi Biobank Inggris. 

Para peserta dipantau selama hampir 14 tahun dan ditemukan bahwa baik penurunan maupun penambahan berat badan dapat meningkatkan risiko kematian.

Penulis utama penelitian Dr. Jufen Zhang mengingatkan bahwa temuan ini harus menjadi perhatian bagi para dokter, terutama terkait dengan penggunaan obat-obatan terbaru yang diklaim dapat menyebabkan penurunan berat badan dengan cepat. 

"Para dokter harus mengingat hal ini, terutama berkaitan dengan obat-obatan baru di pasaran... yang dipuji karena memberikan penurunan berat badan yang cepat," paparnya.

Dr. Zhang yang merupakan profesor madya di Pusat Penelitian Teknologi Medis ARU menambahkan penelitian ini adalah yang pertama yang mengeksplorasi hubungan antara perubahan berat badan dan risiko kematian akibat berbagai penyebab pada individu obesitas dengan penyakit kardiovaskular. 

Ia menekankan pentingnya menjaga berat badan tetap stabil, bahkan jika masih dalam kategori obesitas. 

"Menjaga berat badan tetap stabil, bahkan dalam kisaran obesitas, tampaknya penting untuk mengurangi risiko kematian pada pasien dengan penyakit kardiovaskular," katanya.

Kenaikan Berat Badan dan Risiko Kematian yang Lebih Tinggi

Universitas yang berbasis di Cambridge dan Chelmsford ini mengungkapkan bahwa semua peserta penelitian memiliki kondisi obesitas dan riwayat penyakit kardiovaskular.

Hasil studi menunjukkan bahwa individu yang mengalami kenaikan berat badan lebih dari 10 kg (22 lb) selama periode penelitian memiliki risiko kematian akibat penyakit kardiovaskular tiga kali lipat lebih tinggi. 

Selain itu, risiko kematian akibat semua penyebab meningkat hampir dua kali lipat dibandingkan dengan mereka yang berat badannya tetap stabil.

Studi ini juga menemukan bahwa individu yang kehilangan lebih dari 10 kg (22 lb) memiliki risiko kematian akibat semua penyebab yang lebih tinggi sebesar 54%. 

Para peneliti menyimpulkan bahwa perubahan berat badan yang ekstrem, baik naik maupun turun, dapat berdampak buruk terhadap kesehatan.

Dr. Zhang, yang melakukan penelitian ini bersama Prof. Barbara Pierscionek dan Dr. Rudolph Schutte, mengatakan bahwa meskipun kenaikan berat badan yang signifikan sudah lama dikaitkan dengan peningkatan risiko kematian, temuan mengenai dampak negatif dari penurunan berat badan yang besar cukup mengejutkan. 

"Mungkin tidak mengherankan bahwa kenaikan berat badan yang signifikan dikaitkan dengan angka kematian yang lebih tinggi, tetapi menarik bahwa hubungan serupa ditemukan di antara mereka yang kehilangan banyak berat badan," katanya.

Selain itu, penelitian ini mengungkapkan bahwa beberapa faktor seperti indeks massa tubuh (BMI) yang lebih tinggi, kebiasaan merokok, serta konsumsi alkohol sebelumnya berhubungan dengan kemungkinan kenaikan berat badan yang signifikan.

Menurut Survei Kesehatan untuk Inggris, jumlah individu yang hidup dengan obesitas di negara tersebut meningkat dari 15% pada tahun 1993 menjadi 29% pada 2022. Lebih dari dua pertiga orang berusia di atas 35 tahun kini dikategorikan sebagai kelebihan berat badan atau obesitas.

 sinpo

Editor: Tarmizi Hamdi
Komentar: