Sabtu, 22 Maret 2025
JADWAL SALAT & IMSAKIAH
Imsak
00:00
Subuh
00:00
Zuhur
00:00
Ashar
00:00
Magrib
00:00
Isya
00:00

Rusia Tuduh Ukraina Sabotase Gencatan Senjata

Oleh: Dyah Ratna Meta Novia
Jumat, 21 Maret 2025 | 08:30 WIB
Perang Ukraina-Rusia (Foto/Freepik)
Perang Ukraina-Rusia (Foto/Freepik)

BeritaNasional.com - Rusia menuduh Ukraina berupaya menyabotase gencatan senjata 30 hari atas serangan terhadap fasilitas energi, di tengah saling tuding antara Moskow dan Kiev terkait serangan belum lama ini.

Sebelumnya, otoritas Rusia dan Ukraina melaporkan adanya serangan terhadap infrastruktur lokal pada Selasa malam waktu setempat.

Serangan terjadi beberapa jam setelah panggilan telepon pada Selasa antara Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden AS Donald Trump, di mana pemimpin Rusia itu menyetujui gencatan senjata terbatas yang akan menghentikan sementara serangan pada semua fasilitas energi dan infrastruktur.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyatakan dukungannya terhadap inisiatif tersebut pada malam harinya.

"Tentu saja," kata Juru Bicara Kremlin, Dmitry Peskov kepada wartawan di Moskow ketika ditanya apakah Moskow menganggap serangan Ukraina sebagai "sabotase" yang bertujuan untuk menggagalkan kesepakatan yang dicapai antara Putin dan Trump.

Peskov berpendapat informasi tentang gencatan senjata sudah tersebar luas ketika serangan terjadi dan mengatakan keputusan Ukraina untuk tidak menghentikan serangan bertentangan dengan upaya bersama ini. 

Peskov menambahkan, bahwa Kremlin memantau Kiev secara ketat untuk melihat apakah mereka akan mendengarkan niat tegas Putin dan Trump untuk mencapai penyelesaian damai.

Putin belum membatalkan perintahnya untuk menghentikan serangan Rusia terhadap fasilitas energi Ukraina.

Peskov mengatakan, keinginan kuat Putin dan Trump adalah jaminan terbaik bahwa Moskow dan Washington akan terus berupaya memulihkan hubungan bilateral.

Selama panggilan telepon mereka pada Selasa, Putin dan Trump membahas topik terkait kemungkinan penghentian bantuan militer ke Ukraina. Moskow akan terus mengangkat isu tersebut karena dianggap penting.

Sumber: Antara
 sinpo

Editor: Dyah Ratna Meta Novia
Komentar: