Parade Ogoh Ogoh, Perayaan pada Malam Nyepi di Bali

Oleh: Tim Redaksi
Jumat, 28 Maret 2025 | 22:00 WIB
Ilustrasi Parede Ogoh Ogoh. (Foto/Kemenag Mataram)
Ilustrasi Parede Ogoh Ogoh. (Foto/Kemenag Mataram)

BeritaNasional.com -  Menjelang Hari Raya Nyepi, Pulau Dewata Bali diramaikan dengan tradisi Parade Ogoh-Ogoh yang terkenal.

Di malam sebelum Nyepi, masyarakat Bali, terutama para pemuda, beramai-ramai menggelar tontonan menarik ini dengan mengarak patung-patung raksasa yang disebut Ogoh-Ogoh di sepanjang jalan.

Ogoh-Ogoh bukan sekadar patung biasa, melainkan representasi seni yang sarat makna. Pembuatannya sering kali terinspirasi dari isu sosial, budaya, hingga nilai-nilai ajaran Hindu yang hidup dalam masyarakat.

Setiap Ogoh-Ogoh dirancang sesuai dengan ide dan kreativitas warga setempat, sehingga bentuknya sangat beragam, mulai dari perwujudan dewa-dewi Hindu, tokoh-tokoh pewayangan, makhluk mitologis, hingga cerita-cerita yang bersumber dari sastra Hindu.

Umumnya, Ogoh-Ogoh dibuat menggunakan kerangka bambu yang kemudian dilapisi dengan kertas. Patung-patung berukuran besar, dengan tinggi mencapai 4 hingga 5 meter ini, melambangkan roh-roh jahat yang akan diarak keliling desa oleh sekelompok pria sebagai bagian dari ritual pembersihan menjelang Nyepi.

Proses pembuatan Ogoh-Ogoh membutuhkan waktu, keahlian, ketelitian, serta dedikasi yang tinggi. Pengerjaannya bisa memakan waktu berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan hingga patung siap untuk diarak dan dipamerkan.

Lantas, bagaimana tahapan pembuatan Ogoh-Ogoh dalam menyambut Hari Raya Nyepi? Berikut ulasannya:

Tahapan Pembuatan Ogoh-Ogoh

Konsultasi dengan Tokoh Adat: Sebelum pembuatan dimulai, para pemuda yang tergabung dalam seka teruna (organisasi pemuda desa) akan berdiskusi dengan tokoh agama atau tetua adat Hindu.

Tujuannya adalah untuk memastikan desain Ogoh-Ogoh selaras dengan nilai-nilai spiritual dan tidak melanggar norma adat Bali.

Penyiapan Bahan: Setelah desain disepakati, langkah berikutnya adalah mengumpulkan bahan-bahan seperti bambu untuk kerangka, kertas, kain, dan cat untuk detail. Perencanaan yang matang diperlukan, terutama dalam membuat kerangka yang kuat. Penggunaan styrofoam kini mulai dibatasi demi menjaga lingkungan.

Pembentukan Detail dan Ekspresi: Untuk menghidupkan Ogoh-Ogoh, perhatian detail sangat penting, mulai dari ekspresi wajah, gerakan tubuh, hingga ornamen tambahan. Setiap elemen memiliki makna simbolis tersendiri.

Pewarnaan dan Penyempurnaan: Tahap pewarnaan dilakukan untuk membuat Ogoh-Ogoh tampak lebih menarik dan dramatis.

Warna-warna cerah seringkali dipilih. Patung juga dihiasi dengan berbagai ornamen seperti kain, perhiasan, atau bulu untuk mempercantik tampilannya.

Upacara Penyucian (Melaspas): Sebelum diarak, Ogoh-Ogoh akan menjalani upacara penyucian yang disebut melaspas, dipimpin oleh seorang pendeta.

Upacara ini bertujuan untuk membersihkan Ogoh-Ogoh dari energi negatif dan memberikan aura positif sebelum dipersembahkan kepada masyarakat.

Melalui proses pembuatan yang panjang dan bermakna ini, Ogoh-Ogoh tidak hanya menjadi wujud seni dan kreativitas masyarakat Bali, tetapi juga merupakan bagian integral dari ritual keagamaan yang diwariskan dari generasi ke generasi.

Perayaan Tahun Baru Saka atau Nyepi di Bali memiliki keunikan tersendiri dan merupakan hari raya umat Hindu yang paling penting dan sakral. Nyepi, yang juga dikenal sebagai Hari Raya Keheningan, diperingati sebagai momen pergantian tahun Saka. Selama hari raya ini, umat Hindu melakukan meditasi selama 24 jam dan menghentikan segala aktivitas duniawi, termasuk tidak menyalakan lampu.

Periode hening total di Bali pada tahun ini akan berlangsung mulai Sabtu (29/3/2025) pukul 05.59 WITA hingga Minggu (30/3/2025) pukul 06.00 WITA. Nyepi, yang berarti "diam," jatuh sehari setelah bulan gelap pada ekuinoks musim semi.

Wisatawan yang berkesempatan berada di Bali saat Nyepi dapat merasakan perayaan yang unik dan penuh keajaiban ini, di mana masyarakat Bali merenungkan tahun yang telah berlalu dalam keheningan dan menyambut tahun baru dengan niat yang suci dan positif.

(Red/Nadira Lathiifah)sinpo

Editor: Tarmizi Hamdi
Komentar: