Tim Penyelamat Berpacu dengan Waktu, Mencari Korban Selamat Gempa Myanmar

Oleh: Dyah Ratna Meta Novia
Senin, 31 Maret 2025 | 19:02 WIB
Gempa Myanmar (Foto/Inst Info Jakut)
Gempa Myanmar (Foto/Inst Info Jakut)

BeritaNasional.com - Sejak gempa bermagnitudo 7,7 mengguncang Myanmar pada Jumat (28/3), beberapa tim penyelamat China telah tiba di negara Asia Tenggara itu dan berpacu dengan waktu untuk menyelamatkan nyawa para korban bersama dengan tim penyelamat lokal.

Tim penyelamat dan medis yang beranggotakan 37 orang dari Provinsi Yunnan, China, tiba di Bandar Udara Internasional Yangon di Myanmar sekitar pukul 07.00 waktu setempat pada Sabtu (29/3) dengan membawa perlengkapan tanggap darurat, seperti detektor kehidupan (life detector), sistem peringatan dini gempa bumi, telepon satelit portabel, dan drone.

Tim tersebut segera bergabung dengan tim pemadam kebakaran dan penyelamatan Myanmar, kemudian berangkat ke Nay Pyi Taw, ibu kota negara tersebut, yang terdampak parah.

Pada Sabtu malam, tim penyelamat tiba di ibu kota tersebut dan segera memulai operasi penyelamatan.

Pada Minggu (30/3) pukul 05.00, usai semalaman melakukan operasi penyelamatan darurat, mereka berhasil menyelamatkan seorang pria lanjut usia (lansia) yang terperangkap selama hampir 40 jam di bawah reruntuhan Rumah Sakit Swasta Ottara Thiri.

Pejabat dari departemen penyelamatan Myanmar memberi pengarahan kepada tim penyelamat tentang regulasi Myanmar untuk upaya penyelamatan internasional.

Ketua Dewan Administrasi Negara Myanmar Jenderal Senior Min Aung Hlaing mengunjungi rumah sakit itu dan menyampaikan apresiasinya kepada para anggota tim penyelamat dari China atas bantuan mereka yang tepat waktu.

Di Mandalay, kota lainnya yang juga terdampak parah, para anggota kelompok pertama Blue Sky Rescue China tiba pada Minggu pagi, dan langsung memulai operasi penyelamatan bersama dengan sukarelawan setempat.

Seorang korban selamat gempa di Mandalay berhasil ditemukan sekitar pukul 09.30 oleh sejumlah anggota tim Blue Sky Rescue dari Provinsi Hunan, China.

Pada pukul 06.30, lebih dari 100 sukarelawan muda yang merupakan warga Tionghoa perantauan di Myanmar mulai melakukan pekerjaan dukungan teknis, informasi, dan logistik awal, seperti pengumpulan informasi di bawah bimbingan tim penyelamat.

Pejabat dari departemen penyelamatan Myanmar memberi pengarahan kepada tim penyelamat tentang regulasi Myanmar untuk upaya penyelamatan internasional.

Pada Sabtu malam, semakin banyak pasokan bantuan darurat yang terlihat melewati pos pemeriksaan perbatasan di Pelabuhan Ruili di perbatasan China-Myanmar.

Seorang warga Tionghoa setempat, bermarga Yang mengatakan kepada Xinhua banyak warga Tionghoa perantauan yang tinggal di Yangon berkendara lebih dari 10 jam untuk mengirimkan perlengkapan, seperti antiseptik, sarung tangan, dan masker N95, kepada tim-tim penyelamat di Mandalay. Banyak restoran juga menawarkan makanan gratis kepada para personel penyelamatan.

Sumber: Antarasinpo

Editor: Dyah Ratna Meta Novia
Komentar: