Data Demografi Jadi Kunci Perencanaan Pembangunan agar Tepat Sasaran

BeritaNasional.com - Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga) menegaskan pentingnya pemanfaatan data demografi dalam perencanaan pembangunan untuk menghasilkan kebijakan yang inklusif dan tepat sasaran.
"Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto menggagas Data Terpadu Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN) di Indonesia, karena data yang lengkap dan akurat sangat penting sebagai dasar penyusunan dan pengambilan kebijakan yang tepat," ujar Wamendukbangga/Wakil Kepala BKKBN, Ratu Ayu Isyana Bagoes Oka.
Pernyataan tersebut disampaikan Isyana dalam side event “Demographic Intelligence for Health Equity: Harnessing Data for Inclusive Policies and Universal Coverage” yang diselenggarakan empat regional UNFPA di sela sidang CPD sesi ke-58 di Markas Besar Perserikatan Bangsa-Bangsa, New York, Amerika Serikat.
Dalam kesempatan itu, Isyana mengatakan, data berperan krusial dalam mengarahkan perencanaan pembangunan, baik di tingkat desa maupun nasional.
Data yang berkualitas dapat menjadi alat yang ampuh untuk memandu perencanaan, pengembangan kebijakan, atau pengambilan keputusan.
"Dengan data demografi, perencanaan pembangunan dapat menjadi lebih tepat sasaran dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat," katanya.
Menurutnya, integrasi DTSEN ke dalam perencanaan kesehatan penduduk akan meningkatkan kemampuan pemerintah dalam menargetkan intervensi secara lebih efektif, khususnya bagi kelompok rentan seperti ibu hamil dan lansia.
"Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga merupakan salah satu kementerian yang mendukung DTSEN dari Pendataan Keluarga seperti data sasaran Makan Bergizi Gratis (MBG) khusus bagi Ibu hamil dan ibu menyusui yang tepat didapatkan berdasarkan hasil Pendataan Keluarga," ujarnya.
Wamen Isyana juga menyampaikan mengenai pemanfaatan bonus demografi dengan pentingnya peningkatan kapasitas serta partisipasi optimal penduduk usia produktif, baik laki-laki maupun perempuan dalam dunia kerja.
Selain fokus kepada anak-anak muda melalui Program Pusat Informasi dan Konseling dan Genre Indonesia, pihaknya juga mendorong kebijakan yang mendukung perempuan agar dapat kembali bekerja pasca melahirkan.
"Salah satu bentuk nyata adalah melalui Program Taman Asuh Sayang Anak (TAMASYA), yaitu perluasan akses terhadap Tempat Penitipan Anak Ramah Anak agar perempuan dapat kembali bekerja setelah melahirkan," kata Isyana.
Indonesia juga memperhatikan potensi yang dimiliki oleh generasi lanjut usia (silver generation) agar sehat dan produktif.
Selain itu, program Makanan Bergizi Gratis untuk ibu hamil bukan hanya bertujuan untuk mengurangi stunting, tetapi juga dapat membuka lapangan kerja bagi perempuan, khususnya yang terlibat dalam proses memasak, mencuci peralatan makan, dan mengantarkan makanan ke ibu hamil dan menyusui.
Sumber: Antara
10 bulan yang lalu
HUKUM | 2 hari yang lalu
OLAHRAGA | 2 hari yang lalu
PERISTIWA | 2 hari yang lalu
EKBIS | 2 hari yang lalu
EKBIS | 1 hari yang lalu
OLAHRAGA | 1 hari yang lalu
PERISTIWA | 2 hari yang lalu
OLAHRAGA | 1 hari yang lalu
EKBIS | 2 hari yang lalu
HUKUM | 1 hari yang lalu