Prabowo Singgung Profesor yang Remehkan MBG: Tidak Belajar dan Tidak Baca!

Oleh: Sri Utami Setia Ningrum
Rabu, 23 April 2025 | 17:19 WIB
Presiden Prabowo Subianto memeriksa makanan bergizi yang diberikan kepada siswa SD di Bogor Jawa Barat. (BeritaNasional/dok Biro pers istana)
Presiden Prabowo Subianto memeriksa makanan bergizi yang diberikan kepada siswa SD di Bogor Jawa Barat. (BeritaNasional/dok Biro pers istana)

BeritaNasional.com -  Presiden Prabowo Subianto menyinggung para pakar yang meremehkan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Indonesia. Prabowo mengatakan, para pakar itu harus lebih banyak belajar dan membaca. Hal itu disampaikan Prabowo saat meluncurkan Gerakan Indonesia Menanam (Gerina) di Kabupaten Banyuasin Sumatra Selatan, Rabu (23/4/2025).

Mulanya, Prabowo menyebut pemerintah Indonesia harus lebih aktif untuk menghijaukan kawasan yang tandus. Bahkan, rakyat juga harus ikut aktif untuk menanam benih-benih gandum dan kedelai guna meningkatkan produksi Indonesia.

"Holtikultura, semua tanaman ini adalah sumber kehidupan. Bagaimana di kota-kota, di kota-kota di pinggir, kita akan bikin lahan-lahan vertikal. Seperti ini tapi bisa bertingkat-tingkat," katanya.

"Mungkin satu hektare, kalau kita bangun 10 tingkat menjadi 10 hektare. Dengan sistem pengairan, dengan energi, dengan tenaga panel surya, jadi masa depan kita gemilang," sambungnya.

Prabowo berujar, pemerintah berusaha meyakinkan rakyat agar tak ada lagi anak Indonesia yang kelaparan di masa depan. Maka dari itu, ia sangat mendorong program MBG. 

Meski demikian, Prabowo menyayangkan ada profesor yang meremehkan dan menentang program ini.

"Kita tidak menyerah, rawa dibikin produktif, lahan kering, lahan susah dijadikan tempat riset. Ini akan berkembang, anak-anak kita akan sehat," imbuhnya.

"Kita memberi program makan bergizi. Ada yang menentang, ada yang nyinyir. Dan yang nyinyir, kagetnya itu ada yang profesor nyinyir," tambahnya.

Namun, ia tidak memermasalahkan hal itu dan tetap ingin melanjutkan program MBG dan menghilangkan kelaparan di Indonesia. 

Ia berharap para pakar dan profesor yang menentang programnya untuk lebih banyak belajar dan membaca.

"Pemimpin-pemimpinnya mikirkan, lahan yang sulit mereka jaga, sumber air yang sulit mereka jaga. Kita harus menghilangkan kelaparan dari bumi Indonesia. Ada yang mengatakan, oh yang penting ibu hamil yang dikasih makan," ucapnya.

"Ini pakar-pakar ini tidak belajar, tidak baca. Program MBG itu mulai dari ibu hamil mungkin satu-satunya negara di dunia. Di mana ada program ibu hamil, tiap hari makan diantar ke rumahnya," tambahnya menandasi. 

 sinpo

Editor: Lydia Fransisca
Komentar: