Di Persidangan Kasus Monopoli Google, OpenAI Tertarik Akuisisi Chrome

Oleh: Tarmizi Hamdi
Kamis, 24 April 2025 | 04:00 WIB
Ilustrasi Kantor Google. (Foto/Google)
Ilustrasi Kantor Google. (Foto/Google)

BeritaNasional.com -  OpenAI seakan tak puas atas teknologi chatbot besutannya, ChatGPT. Perusahaan kecerdasan buatan (AI) ini dikabarkan berminat mengakuisisi peramban web paling populer di dunia Google Chrome.

Hal tersebut dikatakan Eksekutif OpenAI Nick Turley saat memberikan kesaksian atas nama pemerintah Amerika Serikat (AS) dalam persidangan terkait dugaan praktik monopoli yang tengah berlangsung terhadap Google yang dilansir dari BBC News pada Rabu (23/4/2025).

Pemerintah AS sendiri tengah berupaya untuk memecah raksasa teknologi tersebut dengan alasan dominasinya yang terlalu kuat di pasar pencarian daring. 

Meskipun demikian, Google menegaskan Chrome tidak dijual dan telah mengajukan permintaan agar gugatan antimonopoli tersebut dibatalkan.

Berdasarkan data dari perusahaan analitik Similarweb, diperkirakan sekitar 64% pengguna internet di seluruh dunia menggunakan Chrome. Peramban populer berikutnya, Safari milik Apple, hanya digunakan oleh sekitar 21% pengguna.

Kesaksian Turley disampaikan dalam persidangan di Washington DC, yang merupakan bagian dari serangkaian kasus yang diajukan oleh Departemen Kehakiman AS (DOJ) terkait dominasi perusahaan teknologi besar di berbagai sektor, termasuk media sosial, pencarian internet, dan AI.

Sebelumnya, pengadilan telah memutuskan bahwa Google memiliki monopoli dalam pasar pencarian daring dan juga monopoli ilegal dalam teknologi periklanan daring. 

Google menyatakan akan mengajukan banding terhadap kedua keputusan tersebut.

Kepala Urusan Regulasi Google Lee-Anne Mulholland melalui sebuah unggahan blog menyatakan bahwa proposal pemerintah akan merugikan konsumen, ekonomi, dan kepemimpinan teknologi Amerika.

Sidang yang berlangsung saat ini fokus pada solusi membatasi dominasi Google dalam pencarian daring, terutama dengan munculnya layanan AI generatif seperti ChatGPT yang memperluas lanskap pasar. 

Model AI terbaru memiliki kemampuan untuk mencari informasi di internet guna meningkatkan kualitas hasil dan mengurangi potensi halusinasi, yang menjadi tantangan bagi pengembang sejak popularitas chatbot meningkat.

Menurut kesaksian Turley, tahun lalu, OpenAI sempat menawarkan kesepakatan kepada Google untuk mengintegrasikan hasil pencarian Google ke dalam ChatGPT. Namun, ia mengungkapkan bahwa tawaran tersebut ditolak. 

"Kami tidak memiliki kemitraan dengan Google saat ini," kata Turley seperti dikutip oleh Reuters.

Sebaliknya, OpenAI saat ini memiliki kemitraan dengan Microsoft yang mengembangkan mesin pencari Bing dan peramban Edge. 

Sementara itu, Google juga memiliki serangkaian produk AI generatifnya sendiri, seperti Gemini, yang menjadi pesaing langsung ChatGPT.

Sidang ini diperkirakan akan berlangsung selama tiga minggu ke depan dan diawasi dengan ketat oleh perusahaan teknologi besar lainnya, termasuk Meta, Amazon, dan Apple, mengingat mereka juga menghadapi tuntutan hukum monopoli dari DOJ.

Di sisi lain, laporan terbaru juga mengindikasikan bahwa OpenAI sedang mempertimbangkan untuk mengembangkan jaringan sosialnya sendiri. The Verge melaporkan bahwa proyek ini masih dalam tahap awal. Namun, CEO OpenAI Sam Altman secara pribadi telah meminta masukan mengenai potensi pesaing X.

Menariknya, Altman dan bos X, Elon Musk, dulunya merupakan mitra bisnis sebelum akhirnya berselisih mengenai arah pengembangan OpenAI beberapa tahun lalu. X sendiri telah mengintegrasikan alat AI miliknya, Grok, ke dalam platform media sosial mereka.

 sinpo

Editor: Tarmizi Hamdi
Komentar: