Penurunan Elastisitas Pembuluh Darah pada Lansia Dapat Tingkatkan Risiko Penyakit

Oleh: Tarmizi Hamdi
Sabtu, 26 April 2025 | 11:45 WIB
Ilustrasi pengecekan medis oleh dokter. (BeritaNasional/Oke Atmaja)
Ilustrasi pengecekan medis oleh dokter. (BeritaNasional/Oke Atmaja)

BeritaNasional.com - Penurunan elastisitas pembuluh darah pada orang lanjut usia (lansia) dapat meningkatkan risiko beberapa penyakit.  

Karena itu, seorang dokter bernama Swietania Prima Luthfie menekankan pentingnya langkah-langkah pencegahan penyakit dan penerapan gaya hidup sehat bagi para lansia, terutama memasuki masa pensiun. 

Perubahan fisiologis yang terjadi seiring bertambahnya usia, seperti penurunan massa otot (sarkopenia), perubahan hormon, dan penurunan elastisitas pembuluh darah, dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit seperti hipertensi, diabetes, osteoporosis, serta gangguan kognitif seperti demensia dan Alzheimer.

Dalam webinar beberapa waktu lalu, dokter Ahli Muda Sekretariat Deputi Bidang Infrastruktur Riset dan Inovasi sekaligus Koordinator Klinik Pratama BRIN Serpong ini menyoroti pentingnya mengenali tanda-tanda bahaya kesehatan sejak dini agar penanganan dapat dilakukan dengan cepat.

“Agar tetap sehat, kita perlu melakukan langkah-langkah pencegahan untuk meminimalisir risiko komplikasi penyakit. Selain itu, penting juga untuk mengenali tanda-tanda bahaya kesehatan sejak dini agar dapat segera ditangani,” ujarnya yang dikutip dari laman resmi BRIN.

Dokter umum yang memiliki fokus pada penanganan gejala dan penyakit pada pasien umum ini juga mengingatkan akan risiko gangguan keseimbangan yang sering dialami lansia, yang dapat meningkatkan potensi terjatuh. 

"Cedera akibat jatuh pada lansia bisa berakibat fatal, seperti patah tulang atau cedera kepala. Oleh karena itu, kita perlu melakukan latihan keseimbangan secara rutin serta memastikan lingkungan sekitar tetap aman. Salah satunya dengan menghindari lantai licin dan menyediakan pegangan di tempat yang diperlukan," jelasnya.

Selain kesehatan fisik, dia menyoroti krusialnya menjaga kesehatan mental di usia senja. 

“Stres yang tidak dikelola dengan baik dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit, termasuk hipertensi dan gangguan pencernaan. Oleh karena itu, lansia perlu tetap aktif bersosialisasi, berpikir positif, serta melakukan kegiatan yang menyenangkan agar tetap merasa bahagia,” tambahnya.

Dalam pemaparannya, Swietania juga menjelaskan bahwa pola makan yang sehat dan seimbang memegang peranan vital dalam menjaga kesehatan lansia. Beliau menekankan adanya perbedaan kebutuhan nutrisi antara lansia dan usia produktif, sehingga penyesuaian pola makan sehari-hari menjadi penting.

“Lansia sebaiknya mengonsumsi makanan rendah kalori tetapi kaya nutrisi. Asupan protein yang cukup sangat penting untuk menjaga massa otot, sementara konsumsi serat dari buah dan sayur dapat membantu mencegah masalah pencernaan seperti konstipasi,” paparnya.

Dia juga merekomendasikan urutan konsumsi makanan yang dimulai dari serat, kemudian protein, dan diakhiri dengan karbohidrat. Metode ini dinilai efektif dalam membantu mengontrol kadar gula darah dan meningkatkan sensitivitas insulin, yang bermanfaat dalam pencegahan diabetes. 

“Lansia sebaiknya mengonsumsi makanan rendah kalori tetapi kaya nutrisi. Asupan protein yang cukup sangat penting untuk menjaga massa otot, sementara konsumsi serat dari buah dan sayur dapat membantu mencegah masalah pencernaan seperti konstipasi,” katanya.

Swietania juga mengingatkan pentingnya membatasi asupan gula, garam, dan lemak jenuh, serta menghindari makanan olahan. 

“Lebih baik mengonsumsi makanan yang dimasak sendiri dengan cara yang lebih sehat, seperti dikukus atau direbus dibandingkan dengan makanan yang digoreng atau mengandung banyak bahan tambahan,” ujarnya.sinpo

Editor: Tarmizi Hamdi
Komentar: