Kata-kata Arteta Usai Arsenal Gagal ke Final Liga Champions

Oleh: Harits Tryan
Kamis, 08 Mei 2025 | 12:00 WIB
Pelatih Arsenal Mikel Arteta saat konferensi pers. (Foto/Premier League).
Pelatih Arsenal Mikel Arteta saat konferensi pers. (Foto/Premier League).

BeritaNasional.com - Pelatih Arsenal, Mikel Arteta, memberikan komentarnya usai anak asuhnya tersingkir dari Liga Champions oleh Paris Saint-Germain (PSG) di babak semifinal. Dalam dua leg pertandingan, The Gunners kalah dengan agregat 1-3.

Meski gugur, Arteta menilai sejatinya timnya lebih bermain bagus dan pantas untuk berada di partai final Liga Champions.

"Pertama-tama, selamat kepada PSG karena berhasil masuk ke final. Tapi jika bicara soal siapa yang pantas, menurut saya kami jauh lebih pantas," ujar Arteta usai pertandingan dikutip dari laman resmi Arsenal, Kamis (8/5/2025).

Ia menyoroti peran penting kiper PSG, Gianluigi Donnarumma, yang tampil luar biasa dan menjadi penentu hasil pertandingan. Menurutnya Donnarumma lah yang menjadi pembeda dalam laga tersebut.

"Kalau Anda menganalisis kedua pertandingan, pemain terbaiknya  MVP-nya adalah kiper mereka. Liga Champions ditentukan di dalam kotak penalti, dan Donnarumma memenangkan pertandingan untuk mereka," tambahnya.

Arteta juga menyebut bahwa hasil seharusnya bisa berbeda, terutama setelah melihat dominasi timnya di leg kedua. Namun, kondisi skuad yang tidak sepenuhnya fit menjadi salah satu kendala.

"Saya sangat bangga dengan tim ini. Untuk bisa sampai ke tahap ini, kita harus datang dengan skuad penuh dan dalam kondisi terbaik. Sayangnya, kami tidak memiliki itu," ujarnya.

Lebih lanjut, Arteta mengakui bahwa sebagian besar pemainnya baru pertama kali bermain di semifinal Liga Champions. Meski begitu, ia memuji keberanian dan kerja keras para pemain muda Arsenal.

"Ini pertama kalinya bagi 95% pemain kami bermain di semifinal. Apa yang mereka lakukan di Paris hari ini melawan tim seperti PSG sungguh luar biasa. Tapi faktanya kami tersingkir, dan itu menyakitkan," tuturnya.

Arteta menegaskan bahwa kegagalan ini bukan akhir, melainkan bagian dari proses untuk terus berkembang dan menembus batas.

"Rasanya tetap akan muncul pertanyaan: mengapa selalu kami yang harus menembus tembok itu untuk mencapai final dan benar-benar memenangkannya? Mungkin memang begitu jalannya," pungkasnya.sinpo

Editor: Harits Tryan
Komentar: