Nissan Bakal Pangkas 11 Ribu Pekerja dan Tutup 7 Pabrik Imbas Penjualan Turun

BeritaNasional.com - Raksasa otomotif asal Jepang Nissan berencana memangkas 11 ribu pekerja dan menutup tujuh pabrik di beberapa negara.
Keputusan ini diambil sebagai respons terhadap penurunan penjualan yang signifikan, terutama di pasar utama.
Dilansir dari BBC News pada Selasa (13/5/2025), penjualan Nissan yang menurun di China dan pemberian diskon besar-besaran di Amerika Serikat memberikan tekanan besar pada pendapatan perusahaan.
Selain itu, rencana merger dengan Honda dan Mitsubishi juga kandas pada Februari lalu.
Pemangkasan tenaga kerja terbaru ini menambah panjang daftar PHK yang diumumkan Nissan dalam setahun terakhir. Total, ada sekitar 20 ribu karyawan atau setara dengan 15% dari angkatan kerja di sana.
Saat ini, belum ada kejelasan mengenai lokasi pasti dari pemutusan hubungan kerja ini, termasuk apakah pabrik Nissan di Sunderland, Inggris, akan terdampak.
Nissan memiliki sekitar 133.500 karyawan di seluruh dunia dengan sekitar 6.000 di antaranya bekerja di pabrik Sunderland.
PHK kali ini merupakan kelanjutan dari pengumuman pemutusan hubungan kerja terhadap 9.000 karyawan pada November tahun lalu.
Langkah-langkah penghematan biaya ini bertujuan mengurangi produksi global Nissan hingga seperlima.
Pada Februari, pembicaraan merger antara Nissan dan rival senegaranya, Honda, berakhir tanpa kesepakatan.
Rencana penggabungan bisnis senilai miliaran dolar ini bertujuan memperkuat posisi mereka dalam menghadapi persaingan ketat, terutama dari perusahaan-perusahaan di China. Jika terealisasi, merger ini akan menciptakan raksasa otomotif dengan nilai pasar sekitar USD 60 miliar. Dengan begitu, Nissan bakal menjadi produsen mobil terbesar keempat di dunia berdasarkan volume penjualan, di bawah Toyota, Volkswagen, dan Hyundai.
Pascakegagalan negosiasi merger, pucuk pimpinan Nissan mengalami perubahan. Kepala eksekutif saat itu, Makoto Uchida, digantikan oleh Ivan Espinosa, yang sebelumnya menjabat sebagai kepala perencanaan perusahaan dan kepala divisi olahraga bermotor.
Nissan juga melaporkan kerugian tahunan yang mencapai USD 4,5 miliar. Situasi ini semakin diperburuk oleh tarif yang diberlakukan oleh mantan Presiden AS Donald Trump, yang memberikan tekanan tambahan pada perusahaan yang sedang berjuang tersebut.
PERISTIWA | 19 jam yang lalu
PERISTIWA | 1 hari yang lalu
PERISTIWA | 2 hari yang lalu
PERISTIWA | 2 hari yang lalu
PERISTIWA | 1 hari yang lalu
GAYA HIDUP | 2 hari yang lalu
PERISTIWA | 2 hari yang lalu
GAYA HIDUP | 2 hari yang lalu
OLAHRAGA | 2 hari yang lalu
OLAHRAGA | 2 hari yang lalu